Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Rabu, 24 Agustus 2011

Beda Rezeki dan Kesempatan


Pertandingan persahabatan antara Timnas senior vs Timnas U-23 yang dilaksanakan 18 Agustus lalu begitu menegangkan. Timnas senior yang diperkuat pemain bintang dari penjuru Indonesia tidak mampu menunjukkan permainan terbaiknya, malah Timnas U-23 lah yang mampu bermain baik dengan penguasaan bola dilini tengah yang dijendrali oleh Dirga Lasut. Skor imbang 1-1 menjadi skor akhir untuk kedua tim tersebut. Timnas U-23 lebih dulu mencetak gol dari kaki Septia Hadi pada pertengahan babak pertama dan Timnas senior mampu menyamakan kedudukan pada babak kedua lewat tendangan pinalti dari Bambang Pamungkas.

Pada malam itu mata saya tertuju pada kiper Timnas U-23 yang bermain begitu tenang dan lugas. Tidak ada satu bola pun yang tidak bisa ditahannya. Pada babak pertama dia sukses melakukan clean sheet, nama – nama seperti Boaz Salossa dan Christian Gonzalez dibuat pusing karena tidak mampu menjebol gawangnya. Demikian pun pada awal babak kedua, tendangan bebas dari Bambang Pamungkas pun dapat ditepis dengan sempurna. Namun hand ball yang dilakukan oleh Jajang Mulyana dalam kotak pinalti membuat pinalti dan gol ke gawang kiper Timnas U-23 itu. Wajar menurut saya kalau kiper kebobolan melalui tedangan pinalti. Tapi aksi dari kiper muda itu tidak sampai disitu saja, umpan silang yang kemudian ditendang oleh Bepe menuju gawang mampu ditepis dengan baik olehnya.

Aksinya begitu mengundang decak kagum. Tepuk tangan dan sorak sorai untuknya begitu membahana di stadion Manahan Solo. Siapa sebenarnya kiper muda itu? Ya betul Andritany Andriansyah. Dia adalah kiper kedua dari Persija Jakarta pada musim lalu. Sebelum di Persija dia membela Sriwijaya FC selama 1,5 tahun dengan 2 Piala Indonesia. Rahmad Darmawan yang membawanya ke ISL, dari Sriwijaya dan Persija Andri selalu ikut dibawah arahan Coach RD.

Sosok Andri tidak asing bagi diri saya pribadi. Kami pernah sama – sama memperkuat Tim Persija U-14 pada tahun 2004 lalu. Andri sebagai kiper utama dan saya berposisi sebagai sayap kiri pada waktu itu. Dua bulan kami bersama membela Tim Persija diajang kompetisi yang akan diseleksi untuk Timnas Indonesia U-14. Hanya Andri yang lolos dari Tim kami ke Timnas Indonesia U-14 yang berlaga pada kejuaraan di Bangkok Thailand.

Kami cukup dekat di Persija U-14 dan ternyata kedekatan itu berlanjut ketika Andri masuk SMP N 131 Jaksel. Ketika saya kelas 2 dia masuk dikelas 1, jelas semakin dekat kedekatan kami. Tidak lama dari itu kami kembali bermain satu tim disekolah, yang kemudian kami menjuarai kejuraan tersebut. Lagi, Andri mengundag decak kagum penonton yang menyaksikan pertandingan final sore itu dan dia sukses menjadi Man Of The Match dengan menahan 3 tendangan pinalti lawan.

Yaaah layak memang untuknya. Sejak kecil sudah terlihat kemampuan dirinya. Kemauan, kerja keras, dukungan orang tua dan skill mumpuni dimiliki olehnya. Kalau diihat dari pertandingan kemarin, rasanya hanya tinggal menunggu waktu untuk dia menjaga gawang Timnas senior. Jujur saya iri dengannya tapi memang begini adanya. Belum lama ini dia bilang ”lo sama kaya gw, cuma rezeki dan kesempatan yang belum datang buat lo” ungkapnya. Sedikit tapi ucapannya membuat saya bisa tersenyum dan percaya rezeki orang itu berbeda beda dan saya mulai berfikir bahwa rezeki saya mungkin bukan dijalur sepakbola tapi dijalur lain yang sudh disediakan Allah untuk saya.

Tetap semangat kawan, doa kami menyertaimu :)