Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Selasa, 01 Agustus 2017

Menapaki Romantisme PS Batara Famiglia

Sepakbola mengajarkan banyak hal untuk semua orang, tidak terkecuali dengan kami yang tergabung dalam PS Batara Famiglia. Dalam tim ini kami belajar tentang banyak hal khususnya kekeluargaan. Tim yang terdiri dari latar belakang anggota yang berbeda namun sangat solid dan kompak baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan perbedaan kami mampu menciptakan kolaborasi yang produktif dan itu dibuktikan selama setahun belakangan kami mampu mengukir banyak prestasi di bidang Sepakbola dan Futsal. Banyak piala yang sudah kami raih dibeberapa turnamen untuk dipersembahkan kepada Bank BTN. Turnamen Porseni Kementerian BUMN, Piala Direktur Utama, Kementerian Perindustrian Cup, KPPM Cup dan beberapa turnamen antar perusahaan di tahun 2016 hingga tahun 2017.

Berawal sejak pertengahan tahun 2016 lalu kami dikumpulkan dari beberapa cabang untuk mengikuti Training Center tim Sepakbola dan Futsal yang akan mengikuti turnamen bertajuk Porseni BUMN tahun 2016. Turnamen ini memang rutin digelar tiap tahunnya oleh Kementerian BUMN dalam rangka mempererat silaturahmi antar Pegawai BUMN di seluruh Indonesia melalui Olah Raga dan Seni.

Untuk pertama kalinya saya mengemban jabatan sebagai Kapten Tim di event yang bisa dibilang cukup besar karena skalanya bersifat nasional. Jujur ini tidak mudah, karena harus bisa menyatukan beberapa pemikiran dari masing-masing individu agar bisa bersinergi antara satu dengan yang lainnya. Dengan latar belakang yang berbeda awalnya cukup sulit menyatukan mereka. Ada yang pekerjaan sehari-harinya sebagai office boy, security, driver, hingga pegawai organik Bank BTN yang mana semua terkumpul menjadi satu di PS Batara Famiglia. Sebut saja Denny Nurdiansyah yang notabene seorang security asal KC Bekasi ini baru pertama kali dipanggil mengikuti Training Center. Lalu ada Komarudin office boy asal KC Jakarta Harmoni yang kesehariannya membuat kopi, teh hingga bersih-bersih outlet. Ada lagi Abdul Syukur, driver asal kantor pusat yang bisa dibilang sudah cukup gaek ini juga bergabung dalam tim kami.

Sudah terbayang sejak awal bagaimana mereka semua jika disatukan dalam satu tim, pasti akan sulit karena egonya masing-masing. Pekerjaan rumah yang cukup berat untuk saya dan manajemen bagaimana menyatukan mereka agar bisa bersinergi dengan baik. Beberapa cara kami coba dan akhirnya kami menemukan formula yang pas untuk menyatukan mereka. Sering berkumpul bersama di forum dan melakukan little briefing selepas isya ternyata cukup ampuh untuk membuka fikiran mereka semua. Menyingkirkan ego dan saling percaya akan kemampuan masing-masing dari mereka serta menghargai pendapat untuk kemudian dibahas secara bersama dalam forum.

Penyampaian pendapat yang khas dari masing-masing individu membuat riuh suasana, pasalnya mereka sangat unik dan lucu hingga menimbulkan gelak tawa yang selalu mewarnai jalannya forum. Dengan cara mempercayai dan menghargai mereka serta terbuka dalam pengungkapan pendapat terbukti ampuh mampu membuat kami bersinergi dengan baik. Hari-hari Training Center kami lewati dengan ceria, latihan yang membosankan dapat kami sulap menjadi sangat menyenangkan. Lawakan khas masing-masing individu dan ide gila dari mereka membuat suasana menjadi semakin syahdu.

Hasil latihan dan sinergi kami terbukti mampu mencapai target yang sudah dicanangkan oleh manajemen, yaitu mampu masuk ke dalam 4 besar Porseni BUMN dan Juara 1 Turnamen Piala Direktur Utama. Bahkan ketika Piala Direktur Utama kami mampu menyapu bersih semua gelar individu, yaitu gelar Top Skor dan Pemain Terbaik. Komarudin, office boy asal KC Jakarta Harmoni yang awalnya malu-malu dan cenderung pendiam ketika bergabung malah menjadi bintang di Babak Final dengan mencetak 1 gol. Dengan segera semua pemain memeluknya dalam selebrasi gol yang dia ciptakan. Keceriaan tidak bisa dihindarkan, seusai pertandingan kami saling bersalaman dan melakukan pelukkan hangat sambil sesekali berteriak kegirangan.

Romantisme PS Batara Famiglia tidak berhenti hanya disitu, sampai saat ini kami rutin melakukan pertemuan diluar jam latihan agar tetap bisa menjaga kekompakkan tim. Jika ada yang berulang tahun kami selalu memberikan surprise yang tidak dikira-kira oleh orang yang berulang tahun. Dan jika ada yang sakit kami berbondong-bondong untuk datang menjenguk sambil mendoakan agar segera lekas sembuh dan bisa kembali merumput bersama kami. Akhir Mei 2017 lalu romantisme PS Batara Famiglia berlanjut, kami mengadakan gathering ke Kota Yogyakarta. Disana kami melakukan ujicoba sambil bersilaturahmi sehat dengan KC Yogyakarta dan berjalan-jalan mengelilingi wisata setempat.

Senin, 17 April 2017

My Sweet Revenge



Setiap orang yang terlahir di dunia mempunyai identitasnya masing-masing, baik itu laki-laki maupun perempuan dan semua itu tercantum dalam Kartu Identitas yang biasa kita kenal dengan KTP. Nomer KTP yang tertera dibagian atas cukup menunjukkan perbedaan identitas dari masing-masing orang. Namun kata identitas itu sendiri mempunyai makna luas bagi sebagian orang, tidak terkecuali saya. Identitas merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh setiap orang dan pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Mari kita tengok Azis Gagap, dengan hanya mendengar dia berbicara tanpa melihat dia secara langsung, kita sudah bisa memastikan kalau itu adalah seorang Azis Gagap yang sedang perform dengan cara bicaranya yang gagap. Dan mari kita lihat Vina Panduwinata, seorang penyanyi kenamaan ini tentu dapat kita ketahui hanya dengan mendengar suaranya yang khas tanpa mesti harus melihat dia bernyanyi di layar kaca. Nah, berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan ciri khas dari masing-masing orang dapat dikenali dengan hanya mengetahui suatu yang khas dari diri orang tersebut.

Bagaimana dengan identitas kita? Saya berpendapat identitas seorang pria dapat dilihat dari sepatu yang dikenakannya. Mungkin dibeberapa pemikiran ada yang tidak setuju dengan pendapat ini, namun saya punya hak sendiri untuk berpendapat. Jadi jika anda tidak setuju dengan pendapat saya ada baiknya gak usah baca tulisan ini :p hehehe becandaaaa yaaaa, jangan marraaaaaahhhh.

Kenapa demikian? Kalau dilihat berdasarkan gaya hidup, rasanya banyak pria yang menunjukkan identitasnya dengan kemewahan. Misal mereka terkenal dengan mobilnya yang keren, koleksi motor vespanya yang banyak dan/atau terkenal karena memang seorang publik figur.

Nah, kenapa harus sepatu? Karena sepatu menurut saya merupakan suatu barang yang elegan walau hanya digunakan dibagian paling bawah dan diinjak, yaitu kaki. Coba saya tanya, surga itu adanya dimana hayoo? Pemain sepakbola mencari nafkahnya dari mana? Kita pergi ke kantor dan berdiri saat upacara menggunakan apa? Sudah terjawab kan kenapa sepatu begitu berharga? Dan atas dasar itulah saya menganggap kenapa dengan memiliki sepatu yang khas dapat menjadikan suatu identitas bagi saya.

Jujur saya sangat menggilai sepatu bermerk adidas, entah kenapa saya langsung jatuh hati ketika Raul Blanco Gonzalez memakai sepatu keluaran adidas yang bertipe predator kala itu. Warna putih dengan strip hitam dan merah cukup menggambarkan betapa elegannya sepatu tersebut ketika dikenakan oleh Raul. Siapa yang tidak ingin memiliki sepatu yang dipakai oleh idolanya? Jelas saya ingin sekali, namun pada saat itu lain ceritanya. Herry kecil hanya bisa melihat sambil bermimpi mengenakan sepatu itu suatu saat nanti. Yaa hanya bermimpi, karena pada saat itu saya tidak cukup mampu untuk membeli sepatu adidas predator yang dibandrol dengan harga cukup tinggi. Pun demikian saya juga menginginkan sepatu casual keluaran adidas yang pada saat itu sangat ngehits, yaitu adidas superstar.

Saya masih ingat betul ketika SMP untuk pertama kalinya saya membeli sepatu adidas superstar dengan harga Rp. 75.000,- di pasar depok dengan teman saya Saiful Bahri. Adidas KW yang jauh dari asli itu selalu menghiasi hari-hari saya ketika bersekolah. Begitu bangganya saya berangkat ke sekolah mengenakan sepatu itu serasa paling keren satu sekolah, eh tapi gak deng satu kelas aj karena teman di kelas lain malah punya adidas superstar asli hehehe. 

Ratusan purnama berlalu dan saya masih memimpikan sepatu adidas itu, namun lainnya ceritanya sekarang. Saat ini saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan tetap. Itu berarti ada uang yang bisa disisihkan untuk membeli sepatuuuuuuuu adidasssss yang sejak dulu saya impikan. Hahaha itu artinya saya bisa melakukan balas dendam keinginan saya yang dulu tidak tercapai. Beliii dah beliiii sesuai dengan keinginan.

Sejauh ini saya cukup mempunyai banyak sepatu merk adidas asli. Dimulai dari sepatu sepakbola, futsal, running hingga casual yang tetap asik ketika dipakai untuk acara formal. Namun ada beberapa sepatu yang saya hibahkan ke teman baik saya, karena mereka memang membutuhkan itu dan ada baiknya berbagi dengan yang lain. Karena saya tau benar bagaimana rasanya menginginkan sepatu namun tidak ada daya untuk memilikinya, wahh cukup saya aj yang ngerasain, teman atau sahabat saya jangan sampai, gak enak rasanya vrohhh.

Tidak hanya merk adidas saja yang saya koleksi tapi juga merk lain seperti vans, specs, reebok, pan, nike, joma, mizuno, converse hingga sepatu handmade nappa milano yang memenuhi rak sepatu di rumah. Perawatan ekstra tentu mesti dilakoni agar sepatu kesayangan tetap terjaga kualitasnya. Dalam hal ini saya harus menyisihkan uang untuk membeli berbagai jenis semir hingga catok sepatu untuk menjaga bentuk sepatu agar tetap nyaman ketika dipakai.

Itu adalah cerita My Sweet Revenge dengan sepatu dan saya mencoba menjadikan sepatu salah satu dari identitas saya. Yukk bagi kalian yang memiliki hobi yang sama dengan saya mungkin bisa saling bertukar informasi agar makin banyak koleksinya. Dan yang gak punya sepatu boleh main ke rumah sambil liat-liat, kalau cocok boleh lahh diambil bawa pulang ke rumah tapi jangan lupa transfer ke rekening saya yaa :p

Minggu, 19 Maret 2017

Mulai Menua di Angka 27


Waaaaaaaah 27 tahun meeeeeeeen sekarang, gilaaaaaaaakk berasa tuaaakkk bet hahahaha. Masih gak nyangka aj saat ini sudah menginjak angka 27. Rasanya baru kemarin duduk di kantin sekolah sama konco SMP sambil minum es teh manis bikinan Mas Aris. Ehh ternyata salah, itu memory 14 tahun yang lalu bareng Bagust, Alfi dan temen-temen sejawat waktu SMP dulu.
Banyak yang sudah dilalui dari masalah pekerjaan, percintaan dan yang pastinya seluruh masalah tentang kehidupan yang membuat diri saya semakin matang dalam menghadapi persoalan yang tiap hari datang menguji. Tentunya mereka datang dengan perkara yang tidak mudah, mereka datang dengan ancaman dan luka. Tapi perlahan semua mampu dihadapi hingga menambah jam terbang kualitas diri.
Ulang tahun kali ini agak berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu tidak ada perayaan (dinas ke Malang) tapi tahun ini jelaslah berbeda. Mungkin karena tahun lalu jomblo dan tahun ini gak hehehe. Luluk Marys seorang wanita nan ayu yang datang dan memberikan kejutan serta perayaan di hari ulang tahun saya yang ke-27. Kue yang dia berikan benar-benar membuat saya senyum-senyum sendiri ketika melihatnya, pasalnya kue tersebut bergambar jersey PSS Sleman. Sumpah ini diluar perkiraan banget dia bakal bawain kue yang berbentuk jersey tim yang berjuluk Super Elang Jawa itu.
Dia memberikan kue itu sambil nyanyi Selamat Ulang Tahun dari Jamrud dan joget-joget gak jelas. Hahaha emang agak sedikit somplak tapi itu yang saya suka, gak jaim dan berusaha jadi dirinya sendiri tanpa malu-malu. Oyaa cerita tentang Luluk Marys akan saya ceritakan di artikel selanjutnya yaa.
Kalau ngomongin ulang tahun pasti ditanya apa pengharapannya di usia yang sekarang ini? Sebelum ditanya saya mending kasih tau aj di artikel ini yaa. Harapannya adalah semoga sehat selalu, makin berkembang kompetensi diri, bijaksana dalam berfikir dan tetap jadi diri sendiri. Eh satu lagi, rajin menabung dan berhemat karena  ada target di tahun depan hehehe.
Jadi diri sendiri adalah salah satu doa dan pengharapan saya yang selalu terselip ketika merayakan hari kelahiran. Karena menurut hemat saya, jadi diri sendiri itu lebih keren ketimbang jadi orang lain. Ada quotes bagus dari Bambang Pamungkas tentang hal tersebut :
“Jangan pernah berpura-pura menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri, karena dengan begitu anda akan tahu arti hidup yang sebenarnya.”
Quotes tersebut cukup mewakilkan diri saya sejauh ini, di mana saya berada dan dalam kondisi apapun, saya selalu mencoba untuk menjadi diri sendiri, menjadi seorang Achoy yang memang begini adanya. Dengan demikian nantinya mereka akan tahu seperti apa dan bagaimana saya. Herry Kumoro tetaplah seorang Achoy, pria kelahiran Betawi yang memegang erat Budaya Jawa.

Sabtu, 11 Maret 2017

Alhamdulillah, Terbaik!!


Pergantian posisi yang sudah diatur dalam skema awal bukanlah hal yang mudah untuk dipraktekan dalam pertandingan resmi. Semua yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari harus berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan tim pada saat itu. Formasi 4-3-3 dengan menggunakan 2 gelandang jangkar dan menempatkan seorang play maker didepannya adalah strategi yang saya kira cukup bagus untuk tim kami. Formasi yang di desain sesuai dengan kemampuan para pemain yang memang memiliki rutinitas bekerja dari pagi hingga sore hari. 

Awalnya saya dipersiapkan untuk menjadi seorang winger dengan tugas merusak pertahanan lawan lewat akselerasi dan memberikan service manja kepada target man. Berlatih kecepatan dan umpan crossing jadi makanan saya ketika latihan dan itu benar-benar menguras energi. Pelatih juga memposisikan saya sebagai striker murni atau target man apabila terjadi cidera pada striker inti kami atau formasi berubah menjadi 4-4-2. Semua seolah berjalan dengan baik ketika latihan dan pertandingan uji coba, kedua posisi tersebut membuat saya nyaman hingga bisa memberikan hasil yang maksimal ketika latihan dan uji coba.

Namun nyatanya berbeda ketika pertandingan, ketika hari H pelaksanaan turnamen saya harus tergusur dari posisi winger pun bukan menjadi seorang striker tapi malah menjadi seorang full back. Tetiba pelatih menginstruksikan saya menjadi full back dipertengahan babak 1 ketika melawan Kanwil 3 yang notabene adalah juara bertahan. Ketika ditanya oleh pelatih tentang kesanggupan saya menjadi full back saya langsung menjawab dengan tegas kalau saya siap mengemban posisi itu. Bukan hal yang mudah dan juga bukan menjadi hal yang sulit, saya pernah beberapa kali berposisi ini dibeberapa tim yang pernah saya bela, jadi rasanya saya sanggup walau mungkin hasilnya tidak sebaik pemain yang memiliki posisi asli sebagai full back. 

Saya mengidolai Paulo Ferreira yang mengisi posisi full back kanan Chelsea (sekarang sudah pensiun) dia merupakan salah satu pemain kesayangan Jose Mourinho yang dibawa dari gerbong FC Porto ketika berhasil menjuarai Liga Champions. Permainan yang kalem, pembawaannya yang sopan dan penampilan tampannya di atas lapangan membuat saya kagum akan sosoknya. Selain itu saya juga jatuh hati dengan Owen Hargreaves, pria berkebangsaan Inggris yang besar di Bayern Munchen ini merupakan sosok yang luar biasa menurut saya, dia bisa bermain diberbagai posisi. Aslinya adalah sebagai defensive midfielder namun dia juga apik ketika diposisikan sebagai full back. Saya melihatnya ketika dia memperkuat Timnas Inggris, pada saat itu Gary Neville cidera dan dia di instruksikan oleh Sven Goran Eriksen sebagai full back kanan dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bermain sangat baik. Hingga akhirnya kini dia pensiun sebelum pindah ke beberapa klub seperti Manchester United hingga Manchester City. Saya acap kali memperhatikan aksinya dilapangan hijau, banyak sekali ilmu yang dapat saya serap darinya hingga saya praktekan dilapangan kemarin. 

Pertandingan demi pertandingan berhasil dilewati dengan baik hingga akhirnya kami mampu menjuarai turnamen Piala Direktur Utama Tahun 2017. Dan satu hal yang tidak disangka adalah saya mendapat Pemain Terbaik di turnamen itu. Gak nyangka karena masih banyak yang menurut saya lebih layak menyandang gelar tersebut. Memang ketika pertandingan final saya bermain cukup lugas, disiplin dan bisa memimpin rekan-rekan dengan baik. Sapuan bola dan sliding tackle saya tidak ada yang miss, semua berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi pelatih. Saya merasa seperti Sergio Ramos (hehehehe ngagul dikit) kala itu karena berposisi sebagai full back kanan, bernomor punggung 4, bermain lugas dan menjabat sebagai kapten tim. Yaaa intinya saya mampu memberikan effort maksimal untuk tim saya.

Disisi lain ada nama Christian Warobay asal Persipura yang menyabet gelar pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2005. Yupp dia berposisi sebagai full back kanan pada saat memperkuat Persipura kala itu. Pun demikian dengan Maman Abdurahman yang juga meraih gelar yang sama di Liga Indonesia pada tahun 2006 dan juga berposisi sebagai full back kanan ketika membela panji PSIS Semarang yang kala itu di arsiteki oleh Bambang Nurdiansyah. Bukan merupakan hal yang aneh rasanya jika seorang pemain belakang mampu menyabet kelar individu tersebut, buktinya Warobay dan Maman bisa membuktikannya bahkan seorang Fabio Cannavaro pun pernah meraihnya ketika mampu membantu Italia menjuarai Piala Dunia tahun 2006.

Oyaa kami membuat clean sheet di turnamen kemarin, dari awal penyisihan hingga final gawang kami belum pernah kebobolan sama sekali. Itu semua berkat kerja keras dan kerja sama tim dalam bermain, pujian saya lantunkan untuk lini pertahanan kami yang diisi oleh duet Endang Yusuf Nugraha dan Mas’ud. Perpaduan duet senior dan junior ini sangatlah baik, terbukti dengan catatan clean sheet tim kami. Semoga kedepannya kami mampu mempertahankan gelar ini dan semoga gelar ini bisa memotivasi kami untuk berprestasi lebih baik di level yang lebih tinggi.

Jumat, 06 Januari 2017

Sak Lawase

Perayaan hari Ibu tanggal 22 Desember lalu membuat kisah tersendiri untuk semua anak yang lahir dari rahim seorang Ibu. Mereka terlahir dalam keadaan yang sama, sama-sama suci dan lahir dari kasih sayang kedua orang tuanya. Kasih sayang seorang Ibu jelas terasa, dimulai dari ketika mengandung hingga sang anak tumbuh besar menjadi dewasa. Itu jelas tak perlu diragukan lagi!!

Ibu adalah sebuah kunci kesuksesan dalam hidup dan itu jelas diutarakan oleh beberapa orang sukses yang kini ngehits didunia pertelevisian, tidak terkecuali Agus Indra Kurniawan. Siapa yang tidak kenal dengan pemain sepakbola kenamaan asal Gresik ini. Selain jago mengolah si kulit bundar ia juga tampan dan religius. Ibadahnya sangat bagus dan ia sangat amat mencintai Ibu nya. Pernah beberapa kali saya membaca artikel tentangnya dan mendengar cerita dari Andritany (kiper Persija Jakarta) kalau ia memang sangat religius dalam beribadah.

Agus Indra pernah memperkuat Persija Jakarta selama 8 (delapan) musim dan menyegel posisi inti sebagai Gelandang Serang. Publik Jakarta pun sangat mencintainya dan sudah menganggap ia sebagai salah satu legenda hidup tim yang berjuluk Macan Kemayoran itu. Namun di musim 2011 ia harus hijrah dari tim Ibu Kota menuju tim tanah kelahirannya, yaitu Persegres Gresik. Keputusan yang sangat berat baginya untuk hijrah dari Persija, karena ia sudah merasa kalau Persija adalah rumah kedua baginya dan bukan hal yang mudah untuk berpisah dengan konco kentel nya yaitu Bambang Pamungkas.

Ada suatu alasan yang membuat ia harus hijrah ke Gresik, yaitu Ibu. Indra sapaan akrabnya ingin fokus merawat dan mengurus Ibu nya. Ia begitu amat menyayangi Sang Ibu hingga harus memutuskan hijrah ke Gresik, padahal di Persija jelas ia mendapat posisi inti dan mendapat salary yang cukup besar. Semua jejaring sosial miliknya selalu menampilkan rasa sayangnya kepada Ibu, baik di instagram maupun twitter. Saya sangat menyukai slogan khas miliknya yang tertera pada jejaring sosialnya, yaitu “Sak Lawase Anak Raiso Mbales Budine Wong Tuwo”, jika diartikan seperti ini “Selamanya Anak tidak Bisa Membalas Budi kepada Orang Tua”.

Jujur saya sangat kagum dengan Agus Indra, selain handal dalam memainkan sepakbola ia juga religius dan memiliki attitude yang baik. Jarang sekali orang memiliki kepribadian seperti Indra, sungguh beruntung wanita yang bisa menjadi pasangan hidupnya. Oyaa saat ini Agus Indra masih menjomblo walaupun sudah memiliki cukup umur untuk menikah, yaitu 34 tahun.


Kisah Agus Indra sangat menginspirasi buat saya dan jutaan orang diluar sana yang memang masih harus banyak belajar darinya. Mencintai dan menyayangi Ibu bukanlah hal yang mudah, namun Agus Indra mampu melakukannya dengan baik walau harus rela meninggalkan Persija Jakarta dan hijrah ke Persegres Gresik.