Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Selasa, 11 Oktober 2011

Konser Serial Api Iwan Fals w/ Superman Is Dead Penuh Daya Ledak


Kediaman Iwan Fals di Leuwinanggung Depok dipenuhi ribuan orang pada hari sabtu 8 Oktober lalu. Tentunya mereka datang untuk menonton pertunjukkan konser Iwan Fals yang pada sore itu berduet dengan Superman Is Dead. Tiket terjual habis beberapa jam sebelum konser dimulai, tidak seperti konser bulanan sebelumnya dimana tiket selalu tersedia bahkan tersisa beberapa buah. Jauh dari perkiraan panitia tentang terjual habisnya tiket yang begitu cepat. Mungkin karena konser ini merupakan konser serial bulanan terakhir di tahun 2011, jadi banyak para penonton yang datang dari jauh untuk menyaksikan Sang Maestro beraksi.

Superman Is Dead atau lebih akrab disapa SID ini juga dibanjiri penontonnya, mereka menamakan diri mereka OutSIDer dan Lady Rose. Banyak dari mereka yang menonton konser pada sore itu, mereka sangat antusias untuk bernyanyi dan berdendang bersama SID serta Iwan Fals. Konser bulanan sedianya memang diadakan untuk penggemar Iwan Fals namun seiring berkembangnya band-band baru di Industri musik Indonesia, Iwan Fals mulai menggandeng mereka untuk konser di kediamannya. Bukan hanya itu, bahkan manajemen dari Tiga Rambu juga memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk menonton di kediaman beliau, baik dari OI maupun penonton dari band tamu.

Komposisi penuh daya ledak ”Air Mata Api” jadi kolaborasi perdana Iwan Fals bersama SID. Lagu lama yang sedikit keras dengan sindiran begitu tajam berhasil membuat semarak konser pada sore itu. Adalah Eka Rock bassis dari SID menyanyikan lagu tersebut dengan suara lantang dan tegas. Tidak ketinggalan Bobby Cool dan Jerinx juga ikut menyanyikannya dengan lantang, tidak disangka sangka ternyata mereka hafal lirik dari lagu tersebut. Lalu Iwan Fals juga membawakan satu lagu milik SID yang berjudul ”Bukan Pahlawan”. Sedikit malu-malu dan banyak lupa liriknya Iwan Fals menyanyi sambil tersenyum tersipu malu. Bisa dibilang wajar karena faktor umur, memang umur Iwan Fals tidaklah muda lagi jadi agak sedikit lupa dan salah ucap itu bisa dimaklumi.

Tibalah seorang Nicky Astria yang disambut dengan kehadiran Ian Antono dipanggung. Sangat tidak disangka kehadiran Ian Antono karena beliau hanya berniat menonton bukan untuk main bersama Iwan Fals. Namun karena tuntutan penonton akhirnya beliau ikut main bersama Iwan Fals dan Nicky Astria membawakn lagu mereka yang pernah mereka populerkan dulu yang berjudul ”Katakan Kita Rasakan”. Penonton terhenyak dan memberikan tepuk tangan yang meriah untuk mereka.

Di akhir acara Iwan Fals berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada para penonton yang sudah datang ke rumahnya. Nampak Mbak Yos, Cikal dan Rayya berkumpul di depan paggung untuk melambaikan tangan. Rasanya ada yang kurang dari keluarga bahagia itu yaitu Galang Rambu Anarki, almarhum telah lama meninggalkan keluarganya. Andai ada Galang, pasti suasana sore itu akan lebih semarak dan lengkap.

Jumat, 30 September 2011

Kuliah di Hari Sabtu Membuat Kantong Menipis


Jadwal kuliah yang baru saja keluar cukup mengagetkan untuk saya, karena kuliah hanya 3 hari dan full sampai sore. Bukan hanya itu saja, hari yang paling saya benci untuk kuliah akhirnya datang juga, yaitu hari sabtu. Malas bercampur pusing makin menjadi. Secara hari sabtu adalah waktu yang tepat untuk berlibur dan melepas diri dari kepenatan, tapi kali ini tidak sama sekali yang ada malah menambah kepenatan. Ya Tuhan harus seperti inikah jadwal saya semester ini? Tolong diubah pliss hehee

Jujur saja, hari sabtu adalah hari di mana waktunya saya melepas diri dari kepenatan dengan melakukan berbagai hal. Misalnya mencari uang hehee. Jangan berfikiran negatif dulu, saya mencari uang dengan cara halal. Yaitu dengan bermain futsal, yapp futsal adalah olahraga sekaligus hobi bagi saya, dengan futsal saya bisa melepas semua kepenatan yang saya alami selama seminggu. Bukan hanya itu saja manfaat futsal untuk saya, tapi futsal punya manfaat lebih seperti pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Disini jelas terlihat bedanya, kalau kita bekerja itu penuh tuntutan, mengejar target dan bosan. Futsal juga seperti itu tapi bedanya futsal bagi saya adalah hobi, namun hobi yang menghasilkan uang. Nah sudah sedikit terfikir kan dalam benak anda? Hobi yang bisa menghasilkan uang. Itu dia yang sulit dimiliki oleh semua orang pada jaman seperti ini.

Tapi sekarang tidak seperti itu, hari sabtu saya masuk kuliah. Jelas membuat kantong saya makin menipis karena terhalang untuk mencari uang. Ya sudahlah ikhlaskan saja, pasti Allah punya cara lain untuk memberi rezeki saya walau mungkin tidak lewat jalur futsal. Amiin.

Kamis, 29 September 2011

Rindu Mendalam Akan Kota Palangka Raya


Tanggal 24 Oktober sudah terlewati memang, tapi hati ini rasanya tidak ikhlas melewatinya begitu saja. Seharusnya tanggal 24 lalu saya berangkat ke Kota Palangka Raya untuk kedua kalinya. Yaitu untuk mengikuti kejuaraan antar klub futsal yang bertajuk “Gubernur Cup 2011”. Tentu ada alasan kenapa saya tidak berangkat kesana untuk mengikuti kejuaraan besar tersebut. Alasan kuliah (lagi) yang membuat saya untuk tetap di Jakarta dan tidak berangkat kesana. Sebenarnya saya pribadi bisa meninggalkan bangku kuliah untuk tidak mengikuti kelas selama 2 minggu namun orang tua khususnya ayah saya tidak mengizinkannya. Beliau sangat bersikeras untuk memaksa saya untuk tetap tinggal dan melanjutkan kuliah. Sial memang bagi saya namun apa boleh dikata, inilah keadaannya. Terima saja.

Rindu akan panasnya Kota Palangka Raya dan makanan khasnya membuat saya tidak bisa tidur beberapa malam karna selalu memikirkannya. Bukan hanya itu, jalan-jalan malam di Kota Palangka Raya sembari melihat sungai kahayan bersama teman-teman membuat saya merenung dan melihat foto-foto kami bersama ketika berada di sungai kahayan. Bang Ringgo dan Bang Robby yang selalu setia mendampingi kami menyusuri Kota Palangka Raya maaf yah saya belum bisa kesana lagi, jujur saya rindu berat dengan kalian. Kalian baik banget. Tapi insya Allah kalau Allah berkehendak saya akan kembali lagi kesana untuk berjumpa dengan kalian. Sabar yah bang hehehe.

Pelatih sekaligus kapten Andre Picessa yang akrab disapa Bang Andre sangat kecewa dengan ketidakikutsertaan saya kesana. Beliau sempat marah besar kepada saya. Namun sedikit demi sedikit beliau mengerti dengan alasan yang saya berikan. Maaf yah bang, bukannya saya menolak tapi demi berbakti kepada orang tua, saya harus melakukan ini, terima kasih atas pengertiannya. Semoga kita bisa bermain dalam satu tim lagi seperti kemarin dan meraih juara amiin.

Kamis, 15 September 2011

Cerita Dari Kota Palangka Raya


Sekitar kurang lebih dua minggu lamanya merantau ke kampung orang, akhirnya saya bisa kembali ke kampung halaman sendiri. Tepat sehari sebelum puasa saya sudah berada di rumah untuk bertemu dengan keluarga dan teman – tema tercinta. Senang rasanya bisa kembali ke kampung halaman sendiri setelah berminggu – minggu mencari nafkah di kampung orang.

Kota Palangka Raya adalah tempat saya mencari nafkah dengan waktu yang cukup singkat itu. Kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah memang begitu indah dan cantik, struktur kotanya tertata dengan rapi. Namun satu yang menjadi catatan saya adalah cuacanya yang panas. Panas yang memang sangat begitu tajam menusuk kulit membuat saya selalu dehidrasi dan membuat kulit saya agak sedikit lebih hitam dari sebelumnya.

Futsal adalah tujuan saya ke kota itu. Karna dengan futsal saya mencari nafkah di kota itu selama kurang lebih dua pekan. Bang Andre Picessa yang memberikan saya tawaran untuk bermain di Palangka Raya. Awalnya agak ragu karna pertimbangan orang tua, namun dengan sigap saya langsung menyetujuinya. Bukan faktor uang melainkan pengalaman dan faktor seorang Andre Picessa yang membuat saya yakin untuk berangkat. Siapa yang tidak kenal beliau, beliau adalah seorang pemain Tim Nasional Futsal Indonesia. Hanya orang bodoh yang menolak tawaran beliau. Apa lagi ini salah satu mimpi saya untuk bermain dengan seorang pemain Timnas Futsal di ajang kompetisi besar. Jadi tidak ada alasan buat saya untuk tidak berangkat ke Palangka Raya bersama beliau.

Baru pertama kali dalam seumur hidup saya naik pesawat, rasanya senang campur deg – degan maklum baru pertama yah hehehehe. Naik mobil Damri saja saya kagok, hampir saja salah turun di terminal keberangkatan, untung saja dibantu oleh kondektur Bus Damri. Kami pergi berempat dari Jakarta, disitu ada saya, bang Andre Picessa, Dian dan Ishure.

Sesampainya disana kami tidur dihotel yang bisa dibilang lumayan bagus. Setiap hari harus bangun pagi dan jogging untuk jaga kondisi agar tidak kedodoran fisik saat bermain. Kami bermain membela tim tuan rumah yang bernama tim Antang Raya. Singkat cerita kami bisa mengalahkan lawan kami di babak penyisihan dan sampailah pada babak final. Yang kami hadapi adalah Tim Bhayangkara yang diperkuat oleh pemain – pemain Elektrik PLN. Sebut saja Iwan Pendo, Bayu dan Todi. Nama mereka sudah tidak asing lagi di dunia perfutsalan nasional. Awalnya saya sempet ngedown juga melawan mereka, tapi bang Andre Picessa terus memberi motivasi kepada kami untuk bisa mengalahkan mereka. Yapp saya pun berfikir ”kapan lagi bisa mengalahkan pemain liga pro? Sekarang atau tidak sama sekali”. Bismillah dan dengan semangat kami, akhirnya kami bisa menjuarai turnamen tersebut lewat drama adu pinalti dan gelar Top Skor mampu disabet oleh bang Andre Picessa. Terima kasih ya Allah atas kesempurnaan ini, semoga nantinya saya bisa lebih baik lagi dari hasil ini dan tetap down to earth. Amiin

Semuanya Serba Extra Demi Penulisan Ilmiah


Kali ini saya tidak mau berbagi cerita tentang isi PI saya melainkan tentang detik – detik pembuatan PI, itu pun secara garis besarnya saja. Masalah isi dari PI nanti saja yah, ditulisan selanjutnya.

Penulisan Ilmiah atau biasa yang akrab disebut PI ini memang sungguh menantang bagi setiap mahasiswa. Mata kuliah yang terdiri dari 2 sks itu memang sering dianggap menjadi momok yang menakutkan bagi para mahasiswa penghuni semester 6. Karena PI merupakan pembuatan suatu penulisan ilmiah yang nantinya akan disidangkan didepan dosen penguji. Jelas sangat tidak mudah memang, karna pembuatannya memerlukan konsentrasi, uang dan waktu extra. Dan pengerjaannya dibarengi dengan kuliah semester 6. Waw!! Sangat sulit memang membagi waktunya. Begitu pun dengan saya, rasanya males dan berat banget untuk memulainya.

Awalnya sangat bingung ketika bertemu dengan dosen pembimbing, karena bingung mau membuat apa di PI saya. Namun perlahan ada titik terang ketika Raka dan Agus memberi masukkan kepada saya untuk mengambil materi PI sesuai dengan kemampuan dan penguasaan materi tersebut. Yapp dengan cepat saya langsung terfikir untuk membuat sebuah CD aplikasi pembelajaran tentang futsal, karena hanya futsal yang paling saya kuasai selama kuliah 6 semester ini. Padahal jurusan kuliah saya Sistem Informasi tapi malah menguasai materi futsal lebih banyak. Itu terjadi karena terlalu banyak bermain futsal dan jarang belajar materi perkuliahan hehehe. Harap maklum yah karena itu mata pencaharian saya selama ini.

Bingung kembali melanda karena saya tidak bisa menggunakan aplikasi 3 DS Max dan Adobe Flash untuk pembuatan PI. Tapi teman saya Raka yang baik hati mau mengajarkannya dan saya sampai bermalam di studio tempat dia bekerja saking pengen cepet jadinya PI saya itu. Selama 4 bulan akhirnya aplikasi saya selesai dan siap daftar sidang. Ternyata saya dapat jadwal untuk sidang pada tanggal 13 Juli 2011. Persiapan matang pun terus dilakukan untuk kelancaran jalannya sidang. Dan pada hari H, saya dicecer abis - abisan oleh dosen penguji, ternyata begitulah rasanya sidang yah serem dan menegangkan. Tapi kalau sudah selesai rasanya lega banget hehehe.

Selesai sidang ada beberapa revisi untuk PI saya dan alhamdulillah kemarin sudah saya bereskan setelah kembali dari Palangka Raya. Sekarang tinggal hardcover, upload tulisan dan minta tanda tangan orang orang penting dikampus. Yaah semoga saja cepat selesai. Amiin

Oiah judul PI saya ”Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Strategi dan Teknik Dasar Futsal Berbasis CD Interaktif”. Keren yah judulnya hehehe .

Rabu, 24 Agustus 2011

Beda Rezeki dan Kesempatan


Pertandingan persahabatan antara Timnas senior vs Timnas U-23 yang dilaksanakan 18 Agustus lalu begitu menegangkan. Timnas senior yang diperkuat pemain bintang dari penjuru Indonesia tidak mampu menunjukkan permainan terbaiknya, malah Timnas U-23 lah yang mampu bermain baik dengan penguasaan bola dilini tengah yang dijendrali oleh Dirga Lasut. Skor imbang 1-1 menjadi skor akhir untuk kedua tim tersebut. Timnas U-23 lebih dulu mencetak gol dari kaki Septia Hadi pada pertengahan babak pertama dan Timnas senior mampu menyamakan kedudukan pada babak kedua lewat tendangan pinalti dari Bambang Pamungkas.

Pada malam itu mata saya tertuju pada kiper Timnas U-23 yang bermain begitu tenang dan lugas. Tidak ada satu bola pun yang tidak bisa ditahannya. Pada babak pertama dia sukses melakukan clean sheet, nama – nama seperti Boaz Salossa dan Christian Gonzalez dibuat pusing karena tidak mampu menjebol gawangnya. Demikian pun pada awal babak kedua, tendangan bebas dari Bambang Pamungkas pun dapat ditepis dengan sempurna. Namun hand ball yang dilakukan oleh Jajang Mulyana dalam kotak pinalti membuat pinalti dan gol ke gawang kiper Timnas U-23 itu. Wajar menurut saya kalau kiper kebobolan melalui tedangan pinalti. Tapi aksi dari kiper muda itu tidak sampai disitu saja, umpan silang yang kemudian ditendang oleh Bepe menuju gawang mampu ditepis dengan baik olehnya.

Aksinya begitu mengundang decak kagum. Tepuk tangan dan sorak sorai untuknya begitu membahana di stadion Manahan Solo. Siapa sebenarnya kiper muda itu? Ya betul Andritany Andriansyah. Dia adalah kiper kedua dari Persija Jakarta pada musim lalu. Sebelum di Persija dia membela Sriwijaya FC selama 1,5 tahun dengan 2 Piala Indonesia. Rahmad Darmawan yang membawanya ke ISL, dari Sriwijaya dan Persija Andri selalu ikut dibawah arahan Coach RD.

Sosok Andri tidak asing bagi diri saya pribadi. Kami pernah sama – sama memperkuat Tim Persija U-14 pada tahun 2004 lalu. Andri sebagai kiper utama dan saya berposisi sebagai sayap kiri pada waktu itu. Dua bulan kami bersama membela Tim Persija diajang kompetisi yang akan diseleksi untuk Timnas Indonesia U-14. Hanya Andri yang lolos dari Tim kami ke Timnas Indonesia U-14 yang berlaga pada kejuaraan di Bangkok Thailand.

Kami cukup dekat di Persija U-14 dan ternyata kedekatan itu berlanjut ketika Andri masuk SMP N 131 Jaksel. Ketika saya kelas 2 dia masuk dikelas 1, jelas semakin dekat kedekatan kami. Tidak lama dari itu kami kembali bermain satu tim disekolah, yang kemudian kami menjuarai kejuraan tersebut. Lagi, Andri mengundag decak kagum penonton yang menyaksikan pertandingan final sore itu dan dia sukses menjadi Man Of The Match dengan menahan 3 tendangan pinalti lawan.

Yaaah layak memang untuknya. Sejak kecil sudah terlihat kemampuan dirinya. Kemauan, kerja keras, dukungan orang tua dan skill mumpuni dimiliki olehnya. Kalau diihat dari pertandingan kemarin, rasanya hanya tinggal menunggu waktu untuk dia menjaga gawang Timnas senior. Jujur saya iri dengannya tapi memang begini adanya. Belum lama ini dia bilang ”lo sama kaya gw, cuma rezeki dan kesempatan yang belum datang buat lo” ungkapnya. Sedikit tapi ucapannya membuat saya bisa tersenyum dan percaya rezeki orang itu berbeda beda dan saya mulai berfikir bahwa rezeki saya mungkin bukan dijalur sepakbola tapi dijalur lain yang sudh disediakan Allah untuk saya.

Tetap semangat kawan, doa kami menyertaimu :)

Senin, 06 Juni 2011

Mereka Ada di Jalan


Pukul tiga sore hari di jalan yang belum jadi, terlihat anak-anak kecil telanjang dada dan telanjang kaki asik mengejar bola. Mereka terlihat sangat serius dalam bermain, jalan aspal mereka anggap rumput lapangan senayan. Giring bola, tembak ke gawang dan gol lalu menuju batas trotoar yang dianggapnya tribun supporter yang mendukung mereka sambil melakukan selebrasi menari dan berteriak Gol!! Gol!! Gol!!. Itulah keceriaan mereka bermain bola di jalan, senyumnya, teriaknya, keringatnya dan semangatnya mampu meredakan suasana para pengguna jalan dan menyulapnya bagai Stadion Gelora Bung Karno Senayan. Bola kaki dari plastik sebagai sarana mereka bermain dan tiang gawang puing-puing sisa bangunan yang tergusur, ataupun sendal mereka untuk menjadi gawang asal ada penanda bahwa itu gawang yang harus mereka jebol untuk cetak gol. Layaknya mereka mencetak gol ke gawang besi yang belakangnya terlapisi jaring.

Saya merasa sangat terharu, iba rasanya melihat anak-anak seperti mereka harus bermain bola di jalan. Banyak kendaraan yang melintas, belum lagi paku, beling dan pecahan aspal yang bisa kapan saja mereka injak ketika bermain di jalan. Masa kecil mereka yang seharusnya bersenang-senang dengan bermain bola ditanah lapang kini sudah terenggut dengan derasnya pembangunan.

Sepintas judul tersebut diatas mirip dengan judul lagu milik Iwan Fals. Ya memang sengaja saya samakan judulnya karena latar belakang yang diambil sama-sama menceritakan tentang anak-anak kecil yang bermain bola dijalan. Mereka tentu punya alasan kenapa harus bermain bola di jalan, kenapa tidak dilapangan saja? itu disebabkan karena tidak adanya tanah lapang didesa mereka saat ini. Sulit sekali mencari tanah lapang untuk bermain bola, untuk sehat dan mengembangkan minat dan bakat mereka seperti sekarang ini. Didesa Tanah Baru tempat saya bermukim sudah tidak ada lagi tanah lapang untuk berolahraga. Semua tanah lapang sudah tergusur dan digantikan oleh bangunan-bangunan megah milik orang gedongan. Pembangunan yang secara beruntun didesa kami memang awalnya bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan desa kami, namun pada akhirnya seperti sekarang ini malah membawa dampak negatif untuk masyarakat Tanah Baru sendiri.

Pembangunan memang harus dilakukan untuk majunya sebuah desa, namun pembangunan juga harus berdasarkan pada aspek-aspek tertentu agar tidak terjadi ketidakseimbangaan diantara pembangunan perumahan dengan penggusuran tanah lapang. Penggusuran tanah lapang yang berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif, contohnya seperti sekarang ini yang terjadi didesa kami Desa Tanah Baru. Desa yang terletak diperbatasan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan ini kini sudah merasakan dampaknya. Desa ini sudah tidak memiliki lagi tanah lapang, sulit sekali rasanya untuk berolahraga menjadi sehat bahkan mengembangkan minat serta bakat warganya. Sebagai pemuda setempat saya turut prihatin dengan kondisi tersebut, namun apa boleh dikata anak muda hanya dipandang sebelah mata, tidak lagi diperhitungkan untuk menjadi acuan berkembangnya sebuah desa.

Semoga saja ada yang mau mengembalikan senyum, teriak, keringat dan semangat anak-anak kecil seperti mereka dan mewujudkannya dengan membuat sebuah lapangan yang layak pakai. amiin :)


“Tanah lapang hanya tinggal cerita yang nampak mata hanya para pembual saja”
Mereka Ada di Jalan - Iwan Fals

Minggu, 29 Mei 2011

Kampungku Tak Miliki Lagi Tanah Lapang



Tanah Baru merupakan desa yang terletak diantara perbatasan Kota Depok dan Kota Jakarta Selatan. Desa yang termasuk kedalam Kecamatan Beji Kota Depok ini cukup terkenal akan kesenian dan olahraganya. Kesenian Gong Si Bolong Tanah Baru salah satunya yang sangat terkenal sampai kepenjuru betawi. Menurut saya pribadi beberapa warga pendatang baru belum semuanya mengetahui adanya kesenian Gong Si Bolong, dikarenakan pada saat ini jarang ada anak muda yang mau mempelajari dan melestarikan kesenian tersebut. Gong Si Bolong sendiri diambil dari nama gong bolong yang menjadi lambang dari desa Tanah Baru. Kemudian akrab dengan sebutan Gong Si Bolong.

Bukan hanya dari kesenian saja Desa Tanah Baru terkenal akan keberadaannya, namun karena olahraga dan para warganya yang sedikit banyak menyukai olahraga. Dan banyak juga warga Tanah Baru yang menjadi atlit olahraga dari cabang Sepakbola dan Bola Voli. Pertengahan tahun 90 dan awal tahun 2000 Desa Tanah Baru banyak menjuarai cabang olahraga, khususnya Sepakbola dan Bola Voli yang biasa diadakan rutin oleh pemerintah setempat. Sehingga banyak pemuda-pemuda yang diambil oleh klub-klub ternama untuk dikontrak memperkuat klub tersebut. Jelas mendominasi memang, namun itu dulu saat fasilitas tanah lapang masih tersedia. Banyak tanah lapang di Desa kami yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi lapangan Sepakbola ataupun Bola Voli. Tapi sekarang berbeda, tanah lapang tak mudah didapatkan di Desa kami bahkan bisa dibilang sudah tiada. Dulu ada 2 lapangan besar yang bisa dipergunakan oleh warga untuk berolahraga yaitu lapangan Beji dan Curug, tapi kini keduanya telah digusur dan menjadi perumahan. Sarana olahraga sudah berkurang, sulit rasanya untuk mengembangkan bakat, minat dan kemauan. Apa lagi untuk berolahraga secara gratis.

Ketiadaan sarana dan prasarana sebenarnya bukan halangan bagi anak muda seperti kami untuk berhenti berolahraga dan berkreatifitas. Kami mulai bangkit dari keterpurukan ini untuk membangun dan mengembalikan kembali kejayaan Tanah Baru seperti dulu. Dengan membuat turnamen Sepakbola dan turnamen Bola Voli. Namun apa boleh dikata, ketika kami mulai bergerak dan merangkak naik untuk mencapai kejayaan, kegiatan kami tidak didukung oleh sesepuh dan kepengurusan warga setempat. Mereka dibutakan oleh uang. Yang mereka fikirkan hanya uang, uang dan uang. Tetapi tidak semuanya begitu, hanya beberapa saja yang demikian, tapi tetap saja dengan adanya mereka, sulit rasanya untuk membangun dan mengembalikan kembali kejayaan Tanah Baru seperti dulu.

Itulah kampung kami sekarang, untuk sehat saja sulit bagaimana penerus bangsa mau cerdas jika sehat saja sulit dicari.

NB:
Untukmu yang duduk sambil diskusi, untukmu yang biasa bersafari, disana digedung DPR!!

Senin, 09 Mei 2011

Nongkrong Nangkring di Mie Ayam Oke


Kumpul – kumpul atau biasa dikenal dengan istilah nongkrong dikalangan anak muda memang sudah familiar sekali. Mereka biasanya nongkrong ditempat – tempat yang menurut mereka asik dan nyaman. Namun beda orang beda juga selera tempat nongkrongnya. Ada yang menginginkan tempatnya ramai banyak dikunjungi orang dan ada pula yang lebih memilih ketempat tongkrongan yang sepi . Tentu masing – masing orang mempunyai alasan tersendiri kenapa mereka lebih memilih ke tempat tersebut. Namun 7 dari 10 orang yang saya tanyakan lebih memilih ke tempat tongkrongan yang ramai, karena mereka ingin beragi cerita dan ilmu dengan orang banyak, serta ada pula yang beralasan karena mereka ingin menambah teman baru dengan memanfaatkan keadaan dan kondisi tempat tongkrongan yang ramai. Sisanya 3 dari 10 orang lebih memilih ke tempat yang sepi, karena mereka ingin mendapatkan kesunyian dan kedamaian di tempat nongkrong tersebut, namun ada pula yang beralasan karena di tempat tongkrongan yang sepi lebih romantis bagi orang yang sudah memiliki pasangan.

Banyak alasan untuk memilih tempat tongkrongan, baik tempat nongkrong yang ramai dipadati pengunjung maupun tempat nongkrong yang sepi . Namun bagi anak muda seperti saya, tempat nongkrong yang sepi ataupun ramai tidak begitu bermasalah. Karena menurut saya tempat nongkrong yang asik itu mempunyai 2 kriteria, yaitu: nyaman dan mampu membuat suasana lebih hidup ketika berkumpul dengan teman – teman. Tempat nongkrong identik dengan tempat makan, karena biasanya ketika anak muda nongkrong bareng dengan teman – temannya mereka juga menyertakan makanan dan minuman untuk disantap untuk menambah asik suasana ketika nongkrong. Masalah harga makanan dan minuman ditempat nongkrong juga menjadi prioritas utama bagi anak muda untuk memilih tempat tongkrongan. Tidak dapat dipungkiri karena sebagian besar anak muda yang nongkrong adalah pelajar dan mahasiswa. Jelas mereka belum bisa menghasilkan banyak uang bagi dirinya sendiri, maka dari itu mereka cenderung lebih memilih tempat nongkrong yang mempunyai harga makanan dan minuman dengan harga miring.

Ada beberapa tempat tongkrongan favorit bagi saya, namun kali ini saya lebih memilih tempat Mie Ayam Oke untuk dipromosikan dalam pembuatan tugas kuliah. Mie Ayam Oke yang berlokasi di Jalan Karya Bakti, Desa Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok ini memiliki lokasi yang sangat strategis. Tempatnya yang terletak dipinggir jalan membuat para pengunjung mudah untuk singgah sebentar dan menikmati masakan yang tersaji didalamnya. Bukan hanya strategis tapi tempatnya yang sejuk dan asri diselingi tanaman – tanaman hias juga menjadi alasan para pengunjung untuk mendatanginya untuk mampir nongkrong bersama pasangannya ataupun teman – temannya. Makanan dan minuman yang khas berbeda dengan tempat lain, membuat tempat ini beda dengan tempat nongkrong lainnya. Menu andalan disini sudah barang tentu Mie Ayamnya, sama dengan nama tempatnya yaitu Mie Ayam Oke. Memang sangat oke Mie Ayamnya, lezat dan halal. Sehingga tempat ini sangat ramai setiap hari apa lagi ketika malam hari.

Masalah harga ditempat ini masih bisa diandalkan bagi kantong pelajar dan mahasiswa seperti saya. Harganya tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, sedang – sedang saja dan pastinya cocok untuk kantong saya. Tempat ini sendiri sering dipakai untuk ajang reunian bagi teman – teman lama yang sudah lama tak berjumpa. Dari segi kenyamanan, tempat ini bisa dibilang sangat nyaman. Selain tempatnya yang sejuk dan asri, tempat ini juga menyediakan tempat duduk dengan macam – macam tipe. Ada tempat duduk yang berupa saung dari bambu, ada yang yang lesehan duduk dibawah dan ada pula tempat duduk yang beralaskan kursi mewah seperti direstoran mahal. Itu semua tergantung dari pengunjung untuk memilih tempat duduk yang mana yang ingin dipilih, biasanya yang datang terlebih dahulu yang bisa memilih tempat duduk dengan sesuka hati.

Jika anda ingin kesini untuk nongkrong bersama teman – teman anda, saran saya sebaiknya anda memesan tempat duduk terlebih dahulu dari jauh – jauh hari sebelum hari H pelaksanaan. Dikarenakan tempatnya yang ramai dan selalu dipadati pengunjung sering menjadi faktor kegagalan sebagian orang tidak jadi nongkrong di Mie ayam Oke karena tidak dapat tempat duduk untuk nongkrong. Demikian sedikit info dari saya untuk tempat tongkrongan Mie Ayam Oke, semoga menjadi referensi bagi anda untuk nongkrong bersama teman – teman. Terima kasih.

Senin, 21 Februari 2011

Ketika Mengemis Menjadi Sebuah Profesi


Mengemis merupakan suatu tindakan seseorang untuk meminta-minta uang ataupun makanan dari orang lain. Memang agak kurang terpuji kegiatan seperti ini. Namun apa boleh dikata, kini mengemis menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh sebagian besar gelandangan yang berdomisili asli diluar Kota Jakarta. Bukan hanya menjadi kegiatan saja, namun mengemis saat ini sudah dijadikan profesi oleh sebagian orang ‘pemalas’ di Indonesia ini. Banyak alasan yang mereka kemukakan saat diwawancara oleh salah satu stasiun televisi, ada yang bilang karna mereka sudah kepepet, sulit mencari pekerjaan, dan ada yang bilang karna malas bekerja. Apa pun alasan mereka, sesungguhnya kegiatan ini tidak baik untuk dilakukan. Bahkan jika sampai dijadikan sebuah profesi. Padahal mereka ada yang berumur masih muda dengan badan gagah, tapi mereka mengemis. Sangat tidak layak hal yang mereka lakukan itu, sebenarnya mereka bisa melakukan pekerjaan halal dengan memanfaatkan keahlian mereka asalkan mereka mempunyai kemauan keras untuk bekerja.

Belum lama ini saya baca berita di internet ada seseorang pengemis yang siangnya mengemis namun ketika malam dia tidur di hotel. Waw! Sontak kaget saya membacanya. Bagaimana bisa seperti itu? Secara dia hanya seorang pengemis yang bisa dibilang mempunyai kelas ekonomi yang rendah. Seorang warga pun kaget, dan berkata “ dia siangnya mengemis di desa kami, tapi malamnya tidur dihotel. Sungguh aneh, saya sudah mengamati dan mengikutinya selama dua hari belakangan ini. Dan ternyata benar memang dia orangnya”. Sungguh aneh tapi nyata kejadian ini. Dan seorang penjaga hotel pun membenarkan adanya kejadian ini “orang itu sudah 14 hari menginap di hotel kami bersama istrinya, ketika siang pintu kamarnya dikunci dan istrinya ditinggal didalam sampai dia kembali lagi dikamar” ungkap seorang penjaga hotel. Pria yang berbahasa Indonesia-Aceh yang cukup lancar ini dikabarkan harus merogoh kocek sebesar Rp 75.000 untuk biaya sehari menginap di hotel. Bisa dibayangkan berapa pendapatan seharinya yang didapat dari profesinya sebagai pengemis.

Pemerintah sendiri sudah rutin melakukan razia gelandangan diwilayah DKI Jakarta pada umumnya. Dengan menggerakan SATPOL PP yang memang dikoordinir oleh Pak Gubernur, mereka merazia para pengemis dan gelandangan untuk direhabilitasi dipanti rehabilitasi. Tujuan dari rehabilitasi itu sendiri memang sangat bagus, yaitu memberikan kesadaran kepada para pengemis bahwa sesungguhnya mengemis merupakan kegiatan yang tidak baik, apalagi jika sampai dijadikan profesi. Disana juga diberikan sedikit pelatihan untuk mereka, agar nantinya mereka bisa menggunakan sedikit kemampuan yang mereka miliki untuk bekerja dan tidak kembali kejalanan untuk mengemis. Bahkan pemerintah memulangkan mereka ke kampung asalnya dengan biaya gratis dan layanan cuma-cuma. Bagus benar program yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengurangi pengemis dan gelandangan yang beredar di Kota Jakarta ini, namun rasanya hampir terbuang sia-sia. Sebagian besar dari mereka ada yang kembali ke jalan untuk mengemis dan meminta-minta sedikit rezeki dari orang lain. Ini pelajaran bagi kita, setidaknya kita bisa membantu program dari pemerintah untuk mengurangi pengemis dan gelandangan di Kota Jakarta. Dengan tidak memberi uang kepada para pengemis yang meminta-minta terhadap kita. Memberi boleh saja karna itu merupakan sedekah, asal tidak berlebihan dan tidak memanjakan mereka.

Rabu, 16 Februari 2011

Dapur, Istana Bagi Para Wanita


Wanita yang identik dengan kecantikan dan kemolekan akan tubuhnya tentu tak lepas dari urusan masak memasak. Kegiatan yang dilakukan didapur tersebut memang sangat membutuhkan ketrampilan khusus, karna tidak semua orang bisa melakukan kegiatan memasak dengan baik. Sudah sejak kecil biasanya seorang wanita dibiasakan untuk memasak oleh orang tuanya. Walaupun pada awalnya hanya membantu sebagian kecil dari kegiatan memasak, perlahan-lahan seorang ibu akan mengajarkan anak perempuannya tekhnik bagaimana cara memasak dengan baik dan benar. Pada mulanya mereka diajarkan dari tahap yang paling mudah terlebih dahulu, misalnya memasak air yang hanya memanaskan air didalam panci hingga mendidih. Kemudian ke tahap yang sedikit lebih sulit, seperti memasak telor ceplok, mie instan sampai dengan tahap tertinggi dimana seorang wanita muda bisa memasak masakan enak dan lezat.

Tak heran jika dapur menjadi istana bagi para wanita, karna didapur lah seorang wanita dapat menuangkan semua inspirasinya untuk membuat masakan yang sesuai dengan selera mereka. Berawal dari dapur dan kebiasaan memasak yang sudah diajarkan sejak kecil, kini memasak bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Menjadi seorang juru masak misalnya, jelas sangat dibutuhkan oleh restoran-restoran besar bahkan hotel berbintang yang memang membutuhkan juru masak berbakat untuk memenuhi tuntutan dari pelanggan yang ingin menikmati makanan lezat dan nikmat. Bahkan seorang juru masak pun bisa menjadi seorang entertainer terkenal, sebut saja Chef Farah Quinn. Chef yang bersuamikan orang bule ini, kini terlihat eksis ditelevisi menyajikan resep-resep masakannya. Namun tempat ia memasak bukanlah didapur rumahan, melainkan dapur yang berlatarbelakang pemandangan alam. Itu dimaksudkan agar para penonton yang menyaksikan acaranya tidak bosan menyaksikan dapur yang hanya dirumah saja. Dengan demikian sudah cukup membuktikan peran dari dapur. Bermula dari dapur sederhana dan masakan sederhana, seseorang bisa menjadi juru masak terkenal bahkan menjadi seorang entertainer yang eksis didunia pertelevisian. Tak dapat dipungkiri, tentu besar gaji yang mereka terima dari pekerjaan mereka itu. Karna sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.

Namun seiring berkembangnya jaman, kini bukan hanya wanita yang akrab dengan dapur. Pria pun demikian. Banyak para pria yang menghabiskan waktunya didapur sebagai juru masak. Alasannya bukan karna memiliki gen wanita berlebih, namun karna mereka hoby memasak dan ingin mengembangkan hoby masaknya tersebut. Sebut saja Chef Rudy yang namanya sudah kondang didunia pertelevisian karna keahlian memasaknya. Tidak diragukan lagi keahlian beliau dalam meracik masakan, dari masakan tradisional daerah sampai masakan luar negeri pun dapat beliau kuasai dengan baik. Itu semua karna keuletan dan kegigihan beliau dalam memasak dan mengekspresikannya disebuah dapur hingga menjadi masakan yang nikmat. Dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya berasal dari dapurlah kedua orang tersebut diatas berekspresi dan menjadi terkenal seperti sekarang ini. Dan dapur merupakan istana bagi para wanita untuk mengekspresikan dirinya lewat masakan-masakan yang nikmat dan lezat.

Selasa, 08 Februari 2011

Keringat Kami Terbuang Percuma


Asosiasi Sepakbola Mahasiswa Jakarta (ASMAJA) periode musim 2010 memang telah berlalu. Kompetisi yang diikuti 3 kasta yang berbeda ini memang penuh dengan persaingan ketat. Divisi Utama yang tahun sebelumnya dijuarai oleh Universitas Kristen Indonesia lagi - lagi mampu dipertahankan dengan sempurna oleh Firman dkk. Sedangkan pada Divisi Satu, Universitas Gunadarma lah yang mampu menjuarainya dengan kemenangan 1-0 atas Universitas Trisakti. Bisa dibilang penuh keberuntungan, karna penguasaan bola yang dimiliki oleh Trisakti jelas lebih unggul, namun selama pertandingan berlangsung mereka gagal menjebol gawang Gunadarma yang dijaga oleh Luky Ramdani. Ketika penonton dan pemain telah pasrah bahwa pertandingan akan berkesudahan dengan skor imbang 0-0, tiba-tiba Gunadarma mendapat tendangan bebas persis didepan kotak pinalty Trisakti. Endhy pemain Gunadarma yang akrab disapa ambon ini mengambil tendangan bebas dengan kaki kiri andalannya. Memang tendangannya dapat ditepis dengan sempurna oleh kiper Trisakti, namun bola muntahannya cepat diambil oleh Syamir dan langsung memberikan umpan kepada Noven untuk segera menceploskan bola ke gawang Trisakti. Dan GOLLL! 1-0 untuk Gunadarma sampai peluit akhir pertandingan ditiup oleh wasit yang memimpin pertandingan pada sore hari itu.

Juara 1 dan sekaligus mendapat tiket untuk promosi ke Divisi Utama 2011 jelas milik Gunadarma. Namun klub yang diperkuat oleh Deny Kusuma Ginta dkk ini belum puas atas hasil yang dicapainya. Karna mereka merasa belum mendapat hak yang seharusnya mereka dapatkan dari pihak kampus. Total uang hadiah ASMAJA yang jelas bernilai Rp 8.000.000 kabarnya hanya diterima oleh pengurus sebesar Rp 5.000.000 dan para pemain hanya mendapatkan uang masing-masing Rp 200.000 dari hasil hadiah tersebut. “jelas kami sangat kecewa, waktu dan keringat kami terbuang percuma. Kami latihan seminggu 2 kali, dimana setiap latihan kami diwajibkan untuk membayar uang sebesar Rp 5.000. Dan kami pun diharuskan membayar uang sebesar Rp 15.000 untuk membeli kaos kaki yang ‘katanya’ pengurus nanti akan diganti setelah uang dari kampus turun. Tapi sampai detik ini pun uang kami itu belum dikembalikan, entah kemana perginya uang kami itu. Latihan kami bayar, kaos kaki pun kami harus bayar, dimana pihak kampus memperhatikan kami? Sampai ongkos untuk bertanding pun kami tidak diberikan, hanya fasilitas mobil kopaja bobrok yang setia menemani kami, bisa dihitung dengan jari kami disediakan mobil dari kampus” tutur salah seorang pemain Gunadarma yang benar-benar kecewa dengan kampusnya. Salah seorang senior pun membenarkan adanya kejadian seperti itu bahkan dia menambahkan “payah memang kampus kami, seragam yang dipakai dari pertama kali UKM Sepakbola berdiri hanya itu-itu saja sampai sekarang. Seragam putih warnanya sangat dekil, sedangkan yang warna ungu ukurannya sangat kecil seperti seragam Sepakbola anak SMP. Kasian bagi mereka yang badannya berukuran besar, memakai bajunya ketat dan celananya pendek sekali. Wahh payah sekali kampus saya. Setidaknya ada beasiswa yang dberikan untuk kami yang telah mengorbankan uang, waktu dan keringatnya untuk kampus, tapi apa balasannya? Semuanya terbuang percuma” .

Setelah disingkapi dengan cermat memang tidak setimpal balasan yang mereka terima, mereka telah mengorbankan uang, waktu dan keringat mereka untuk kampusnya. Namun mereka hanya mendapat penghargaan yang dinilai memang kurang pantas mereka dapatkan. Setidaknya mereka mendapat beasiswa untuk menghargai jasa yang telah diberikan oleh mahasiswa untuk kampusnya. Kini Gunadarma telah mempersiapkan diri untuk kembali mengarungi kompetisi ASMAJA 2011, namun kali ini Divisi Utama, bukan Divisi Satu. Mereka harus lebih meningkatkan fisik, mental dan kerjasama tim agar mereka tidak jatuh ke jurang degradasi seperti tahun 2009 lalu. Memang terlihat penyegaran dari tim yang diarsiteki oleh Coach Moch Rochudin ini, terlihat wajah-wajah baru menghiasi line-up pemain dari Gunadarma. Semoga saja mereka dapat bermain dengan baik dan menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain hebat, serta mampu bertahan di Divisi Utama setidaknya sampai musim 2011 berakhir.

SALUT UNTUK LOYALITAS TANPA BATAS KALIAN !

TETAP SEMANGAT dan TETAP BERJUANG KAWAN!