Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Senin, 06 Juni 2011

Mereka Ada di Jalan


Pukul tiga sore hari di jalan yang belum jadi, terlihat anak-anak kecil telanjang dada dan telanjang kaki asik mengejar bola. Mereka terlihat sangat serius dalam bermain, jalan aspal mereka anggap rumput lapangan senayan. Giring bola, tembak ke gawang dan gol lalu menuju batas trotoar yang dianggapnya tribun supporter yang mendukung mereka sambil melakukan selebrasi menari dan berteriak Gol!! Gol!! Gol!!. Itulah keceriaan mereka bermain bola di jalan, senyumnya, teriaknya, keringatnya dan semangatnya mampu meredakan suasana para pengguna jalan dan menyulapnya bagai Stadion Gelora Bung Karno Senayan. Bola kaki dari plastik sebagai sarana mereka bermain dan tiang gawang puing-puing sisa bangunan yang tergusur, ataupun sendal mereka untuk menjadi gawang asal ada penanda bahwa itu gawang yang harus mereka jebol untuk cetak gol. Layaknya mereka mencetak gol ke gawang besi yang belakangnya terlapisi jaring.

Saya merasa sangat terharu, iba rasanya melihat anak-anak seperti mereka harus bermain bola di jalan. Banyak kendaraan yang melintas, belum lagi paku, beling dan pecahan aspal yang bisa kapan saja mereka injak ketika bermain di jalan. Masa kecil mereka yang seharusnya bersenang-senang dengan bermain bola ditanah lapang kini sudah terenggut dengan derasnya pembangunan.

Sepintas judul tersebut diatas mirip dengan judul lagu milik Iwan Fals. Ya memang sengaja saya samakan judulnya karena latar belakang yang diambil sama-sama menceritakan tentang anak-anak kecil yang bermain bola dijalan. Mereka tentu punya alasan kenapa harus bermain bola di jalan, kenapa tidak dilapangan saja? itu disebabkan karena tidak adanya tanah lapang didesa mereka saat ini. Sulit sekali mencari tanah lapang untuk bermain bola, untuk sehat dan mengembangkan minat dan bakat mereka seperti sekarang ini. Didesa Tanah Baru tempat saya bermukim sudah tidak ada lagi tanah lapang untuk berolahraga. Semua tanah lapang sudah tergusur dan digantikan oleh bangunan-bangunan megah milik orang gedongan. Pembangunan yang secara beruntun didesa kami memang awalnya bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan desa kami, namun pada akhirnya seperti sekarang ini malah membawa dampak negatif untuk masyarakat Tanah Baru sendiri.

Pembangunan memang harus dilakukan untuk majunya sebuah desa, namun pembangunan juga harus berdasarkan pada aspek-aspek tertentu agar tidak terjadi ketidakseimbangaan diantara pembangunan perumahan dengan penggusuran tanah lapang. Penggusuran tanah lapang yang berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif, contohnya seperti sekarang ini yang terjadi didesa kami Desa Tanah Baru. Desa yang terletak diperbatasan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan ini kini sudah merasakan dampaknya. Desa ini sudah tidak memiliki lagi tanah lapang, sulit sekali rasanya untuk berolahraga menjadi sehat bahkan mengembangkan minat serta bakat warganya. Sebagai pemuda setempat saya turut prihatin dengan kondisi tersebut, namun apa boleh dikata anak muda hanya dipandang sebelah mata, tidak lagi diperhitungkan untuk menjadi acuan berkembangnya sebuah desa.

Semoga saja ada yang mau mengembalikan senyum, teriak, keringat dan semangat anak-anak kecil seperti mereka dan mewujudkannya dengan membuat sebuah lapangan yang layak pakai. amiin :)


“Tanah lapang hanya tinggal cerita yang nampak mata hanya para pembual saja”
Mereka Ada di Jalan - Iwan Fals