Sabtu, 11 Maret 2017

Alhamdulillah, Terbaik!!


Pergantian posisi yang sudah diatur dalam skema awal bukanlah hal yang mudah untuk dipraktekan dalam pertandingan resmi. Semua yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari harus berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan tim pada saat itu. Formasi 4-3-3 dengan menggunakan 2 gelandang jangkar dan menempatkan seorang play maker didepannya adalah strategi yang saya kira cukup bagus untuk tim kami. Formasi yang di desain sesuai dengan kemampuan para pemain yang memang memiliki rutinitas bekerja dari pagi hingga sore hari. 

Awalnya saya dipersiapkan untuk menjadi seorang winger dengan tugas merusak pertahanan lawan lewat akselerasi dan memberikan service manja kepada target man. Berlatih kecepatan dan umpan crossing jadi makanan saya ketika latihan dan itu benar-benar menguras energi. Pelatih juga memposisikan saya sebagai striker murni atau target man apabila terjadi cidera pada striker inti kami atau formasi berubah menjadi 4-4-2. Semua seolah berjalan dengan baik ketika latihan dan pertandingan uji coba, kedua posisi tersebut membuat saya nyaman hingga bisa memberikan hasil yang maksimal ketika latihan dan uji coba.

Namun nyatanya berbeda ketika pertandingan, ketika hari H pelaksanaan turnamen saya harus tergusur dari posisi winger pun bukan menjadi seorang striker tapi malah menjadi seorang full back. Tetiba pelatih menginstruksikan saya menjadi full back dipertengahan babak 1 ketika melawan Kanwil 3 yang notabene adalah juara bertahan. Ketika ditanya oleh pelatih tentang kesanggupan saya menjadi full back saya langsung menjawab dengan tegas kalau saya siap mengemban posisi itu. Bukan hal yang mudah dan juga bukan menjadi hal yang sulit, saya pernah beberapa kali berposisi ini dibeberapa tim yang pernah saya bela, jadi rasanya saya sanggup walau mungkin hasilnya tidak sebaik pemain yang memiliki posisi asli sebagai full back. 

Saya mengidolai Paulo Ferreira yang mengisi posisi full back kanan Chelsea (sekarang sudah pensiun) dia merupakan salah satu pemain kesayangan Jose Mourinho yang dibawa dari gerbong FC Porto ketika berhasil menjuarai Liga Champions. Permainan yang kalem, pembawaannya yang sopan dan penampilan tampannya di atas lapangan membuat saya kagum akan sosoknya. Selain itu saya juga jatuh hati dengan Owen Hargreaves, pria berkebangsaan Inggris yang besar di Bayern Munchen ini merupakan sosok yang luar biasa menurut saya, dia bisa bermain diberbagai posisi. Aslinya adalah sebagai defensive midfielder namun dia juga apik ketika diposisikan sebagai full back. Saya melihatnya ketika dia memperkuat Timnas Inggris, pada saat itu Gary Neville cidera dan dia di instruksikan oleh Sven Goran Eriksen sebagai full back kanan dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bermain sangat baik. Hingga akhirnya kini dia pensiun sebelum pindah ke beberapa klub seperti Manchester United hingga Manchester City. Saya acap kali memperhatikan aksinya dilapangan hijau, banyak sekali ilmu yang dapat saya serap darinya hingga saya praktekan dilapangan kemarin. 

Pertandingan demi pertandingan berhasil dilewati dengan baik hingga akhirnya kami mampu menjuarai turnamen Piala Direktur Utama Tahun 2017. Dan satu hal yang tidak disangka adalah saya mendapat Pemain Terbaik di turnamen itu. Gak nyangka karena masih banyak yang menurut saya lebih layak menyandang gelar tersebut. Memang ketika pertandingan final saya bermain cukup lugas, disiplin dan bisa memimpin rekan-rekan dengan baik. Sapuan bola dan sliding tackle saya tidak ada yang miss, semua berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi pelatih. Saya merasa seperti Sergio Ramos (hehehehe ngagul dikit) kala itu karena berposisi sebagai full back kanan, bernomor punggung 4, bermain lugas dan menjabat sebagai kapten tim. Yaaa intinya saya mampu memberikan effort maksimal untuk tim saya.

Disisi lain ada nama Christian Warobay asal Persipura yang menyabet gelar pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2005. Yupp dia berposisi sebagai full back kanan pada saat memperkuat Persipura kala itu. Pun demikian dengan Maman Abdurahman yang juga meraih gelar yang sama di Liga Indonesia pada tahun 2006 dan juga berposisi sebagai full back kanan ketika membela panji PSIS Semarang yang kala itu di arsiteki oleh Bambang Nurdiansyah. Bukan merupakan hal yang aneh rasanya jika seorang pemain belakang mampu menyabet kelar individu tersebut, buktinya Warobay dan Maman bisa membuktikannya bahkan seorang Fabio Cannavaro pun pernah meraihnya ketika mampu membantu Italia menjuarai Piala Dunia tahun 2006.

Oyaa kami membuat clean sheet di turnamen kemarin, dari awal penyisihan hingga final gawang kami belum pernah kebobolan sama sekali. Itu semua berkat kerja keras dan kerja sama tim dalam bermain, pujian saya lantunkan untuk lini pertahanan kami yang diisi oleh duet Endang Yusuf Nugraha dan Mas’ud. Perpaduan duet senior dan junior ini sangatlah baik, terbukti dengan catatan clean sheet tim kami. Semoga kedepannya kami mampu mempertahankan gelar ini dan semoga gelar ini bisa memotivasi kami untuk berprestasi lebih baik di level yang lebih tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar