Liga
Champions musim ini mampu diraih oleh Real Madrid dan menyempurnakan gelar Un Ladecima setelah mengalahkan Atletico
Madrid di babak Final melalui drama adu pinalti. Zinedine Zidane menjadi aktor
utama dalam gelar yang diraih oleh Real Madrid, pasalnya tim ini menjadi tim
pesakitan di awal musim dengan performa yang angin-anginan dan kerap mengalami
kekalahan ketika melawan tim kecil.
Berstatus sebagai assisten pelatih di awal musim, namun akhirnya naik jabatan menjadi pelatih kepala pasca dipecatnya Rafael Benitez dari kursi kepelatihan, Zidane mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih pengganti dengan mampu membawa tim nya kembali ke papan atas klasemen dan menjuarai Liga Champions musim 2015-2016.
Berstatus sebagai assisten pelatih di awal musim, namun akhirnya naik jabatan menjadi pelatih kepala pasca dipecatnya Rafael Benitez dari kursi kepelatihan, Zidane mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih pengganti dengan mampu membawa tim nya kembali ke papan atas klasemen dan menjuarai Liga Champions musim 2015-2016.
Zidane
bukan yang pertama, dimana sebelumnya ada Roberto Di Matteo yang mampu membawa
Chelsea merengkuh gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam
sejarah. Sama seperti Zidane, Di Matteo pada saat itu hanya menjabat status
sebagai pelatih pengganti atau istilah bekennya Caretaker.
Nah
kebetulan gw punya cerita yang hampir sama dengan Zidane dan Di Matteo tapi
agak berbeda sedikit dengan versi yang gw punya. Begini ceritanya, pada kala
itu sekitar tahun 2012 gw ditunjuk sebagai assisten pelatih untuk menukangi tim
FKBO (Futsal Kabupaten Bogor) yang akan berlaga di beberapa kompetisi. Awalnya
kaget juga secara pada saat itu umur gw masih muda banget dan lebih memilih
menjadi pemain ketimbang assisten pelatih. Gw memberanikan diri untuk bilang ke
manajemen terkait hal ini namun akhirnya manajemen malah menetapkan gw sebagai
assisten pelatih merangkap sebagai pemain. Walaaah dobel tanggung jawab, apa
yang bisa dilakukan oleh gw sebagai pemain dan assisten pelatih dengan
pengalaman yang masih minim ini??
Pelatih
kepala gw ternyata lulusan salah satu akademi di negeri Belanda, namun akademi
sepakbola bukan futsal, maka dari itu manajemen menempatkan gw sebagai
assistennya mungkin karena dianggap gw mempunyai pengalaman yang lebih baik di
bidang futsal dibanding pelatih kepala. Pertama kali dateng dan lihat materi
pemain FKBO gw sangat kaget karena mereka merupakan pemain bagus semua, agak
gugup awalnya karena bingung apa yang mau diajarkan ke mereka. Secara mereka
semua telah mempunyai skill yang mumpuni dan diatas rata-rata, sama aj “Ngajarin ikan berenang” ini mah broooo.
Dan benar saja prediksi gw, ternyata gw yang megang kendali penuh di tim ini baik dari pemanasan, materi latihan, pendinginan hingga line up pemain ketika bertanding. Sementara pelatih kepala hanya memberi pengarahan yang sifatnya umum dan bukan mengenai taktik ataupun teknis permainan. Di beberapa kejuaraan lokal alhamdulillah kami mampu meraih juara demi juara dan puncaknya kami mampu lolos dari regional Liga Futsal Amatir di Sukabumi dan berlanjut di Kota Bandung.
Namun
akhirnya kami kalah dan tidak lolos sampai fase final karena kalah di semi
final oleh salah satu tim ternama asal ibu kota yaitu My Futsal Jakarta yang
ditukangi oleh Doni Zola pada saat itu. Akhirnya kami kembali ke Bogor dengan
tertunduk lesu dan setelah itu gw mengundurkan diri karena ingin fokus
mengembangkan diri di tempat lain.
Pengalaman
yang menarik menjadi seorang Caretaker
dengan beberapa thropy juara untuk tim FKBO, setidaknya gw mampu membuktikan
diri dan mampu bersaing dengan pelatih-pelatih senior yang memiliki jam terbang
lebih tinggi dibanding gw. Sedikit ironis memang, kalau cerita Zidane dan Di
Matteo menukangi tim yang awalnya menjabat sebagai assisten lalu menjadi
pelatih kepala karena dipecatnya sang pelatih, tapi kalau gw beda melainkan
karena pelatih kepalanya tidak mampu memegang tim karena kemampuannya yang
kurang mumpuni dibidang futsal. Apapun itu gw sangat menghargai manajemen
karena telah memberi kepercayaan penuh hingga gw bisa belajar lebih banyak
sebagai pelatih di tim ini.
0 komentar:
Posting Komentar