Hujan yang cukup deras mengguyur malam minggu Saya kala
itu. Sehabis magrib Saya dan Bagust bergegas pergi menuju rumah Andritany untuk
sekedar berkumpul dan melepas rindu. Andri baru saja tiba dari Gresik pagi ini
setelah melakoni pertandingan bersama tim nya Persija Jakarta tadi malam.
Memang saat ini Andri sedang naik daun setelah menjadi kapten Persija Jakarta
dibeberapa pertandingan terakhir dan dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas
Indonesia.
Sebenarnya kami telah betemu pagi tadi ketika secara
bersamaan hadir di acara pernikahan teman kami Muhammad Alfian, namun Andri
meminta Saya dan Bagust hadir dirumahnya untuk sekedar ngopi dan kongkow
bareng. Sulit rasanya untuk menolak ajakan Andri, karena memang kami sudah
cukup lama tidak kongkow kualitas sambil ngomongin negara.
Kami sudah kenal dekat sejak jaman SMP dulu, karena
memang kami berasal dari satu sekolah yang sama, yaitu SMP N 131 Jakarta
Selatan. Bedanya Andri berada dibawah satu tingkat dari Saya dan Bagust, dia
memang lebih muda dan baru masuk sekolah kami ketika kami naik kelas 2. Saya
dan Andri sudah lebih dulu kenal ketika kami sama-sama membela Tim Persija
Jakarta U-14 yang bermarkas di Stadion Menteng (kini taman menteng). Walau kami
berbeda SSB namun masing-masing dari kami bisa lolos dan secara bersamaan
memperkuat Persija Jakarta. Pada saat itu kami sama-sama menjadi bagian penting
dari Tim, dimana Saya dan Andri menjadi pemain inti dalam Tim tersebut. Yang
membedakan hanya posisi bermain, dimana Saya berposisi sebagai winger dan Andri berposisi sebagai goal keeper.
Dari awal seleksi kami sudah saling tegur sapa dan
menjadi teman baik, itu berlanjut hingga kami masuk ke sekolah yang sama. Suatu
kebahagiaan tersendiri ketika bisa kembali bersama dalam satu sekolah, apa lagi
saat itu Andri baru saja pulang dari Thailand membela Timnas Indonesia U-14.
Andri berhasil lolos dari beberapa tahapan seleksi hingga menjadi kiper utama
Timnas U-14 namun Saya hanya mampu menembus Tim Utama Persija U-14 saja, tidak
sampai Timnas. Hehehe mungkin memang bukan rezekinya, tapi jujur dari dulu
Andri sudah terlihat bakat besarnya di sepakbola, kemudian didukung oleh
support dari orang tua yang memang luar biasa menurut saya. Ayahnya selalu
hadir disetiap pertandingan, bukan hanya pertandingan bahkan ketika latihan
saja sang Ayah tidak pernah absen mendampingi anak kesayangannya itu.
Saking derasnya hujan malam itu membuat kami lapar dan
memaksa kami untuk pergi ke luar mencari makan. Kami bertiga berniat mencari
Soto Mbok Giyem di daerah Lenteng Agung namun ternyata tutup, lalu kami
mengalihkan tujuan kami ke tempat Mie Ayam dan Bakso. Akhirnya kami tiba di
salah satu warung bilangan Pasar Minggu, dengan segera kami memesan makanan
kami sambil ngobrol ngalor ngidul ngomongin banyak hal. Tapi ada satu hal yang
cukup mengejutkan dari perbincangan kami, Andri ngomongnya dewasa banget,
visioner dan beda banget dari Andri yang kami kenal dulu. Ngomonginnya masa
depan dan kedewasaan dalam menjalani hidup. Padahal dulu nih yaaa si Andri
sekolah aj jarang masuk, ngetik di komputer aj tulisannya berantakan, apa lagi
kalo disuruh ngomong di depan umum. Hadeuuhhh gak kebayang dehhh.
Usut punya usut ternyata Andri banyak belajar dan
mendapat siraman rohani dari teman sekamarnya di Persija, siapa lagi kalo bukan
Sang Legend Bambang Pamungkas. Andri banyak bercerita tentang Bepe malam itu,
banyak pelajaran yang dapat diambil darinya baik dari dalam maupun luar
lapangan. Kedewasaanya dalam berfikir dan kecerdasan dia yang memang sudah
melekat sejak dulu membuat Saya dan Bagust terkagum-kagum akan pesona seorang
Bepe. Dan ternyata Bepe ketika jaman sekolah dulu selalu menjadi bintang kelas
di sekolahnya lohh, langganan peraih ranking 1 dan 2 di kelas. Kok agak sedikit
berbeda dengan Andritany yaa *) tanya kenapa? *)hehehe piss ndri becanda, eh
tapi emang bener kan? :p
Andri bercerita tentang kisruh sepakbola saat ini, dan
dia menyampaikan beberapa pendapatnya terkait kisruh yang dialami PSSI. Malam
itu Saya dan Bagust hanya menjadi pendengar setia dengan sesekali menyela
pembicaraan Andri untuk berpendapat sesuai dengan keyakinan kami. Mulai dari
kepengurusan PSSI, mafia sepakbola hingga badan olahraga profesional yang
dibentuk oleh para pemain, yaitu APPI yang saat ini diketuai oleh Ponaryo
Astaman.
Panjang lebar Andri bercerita namun ada hal
bagus yang akhirnya dapat Saya simpulkan dalam kongkow kualitas kami malam itu.
Hidup itu harus berfikir terbuka dan jadilah orang yang visioner, persiapkan
semuanya sejak dini, tentunya dengan rencana yang matang dan terstruktur.
Berani mencoba hal baru yang mungkin memang belum kita kuasai atau mungkin
memang bukan passion kita namun tidak
ada salahnya mencoba. Orang disekitar kita adalah rezeki kita, terbukalah
dengan mereka untuk berkomunikasi dengan baik dan mengambil kebaikan dari
mereka. Cobalah dari sekarang untuk berfikir terbuka agar hidup kita menjadi
lebih baik dan mampu berjalan sesuai dengan rencana.