Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Minggu, 19 Maret 2017

Mulai Menua di Angka 27


Waaaaaaaah 27 tahun meeeeeeeen sekarang, gilaaaaaaaakk berasa tuaaakkk bet hahahaha. Masih gak nyangka aj saat ini sudah menginjak angka 27. Rasanya baru kemarin duduk di kantin sekolah sama konco SMP sambil minum es teh manis bikinan Mas Aris. Ehh ternyata salah, itu memory 14 tahun yang lalu bareng Bagust, Alfi dan temen-temen sejawat waktu SMP dulu.
Banyak yang sudah dilalui dari masalah pekerjaan, percintaan dan yang pastinya seluruh masalah tentang kehidupan yang membuat diri saya semakin matang dalam menghadapi persoalan yang tiap hari datang menguji. Tentunya mereka datang dengan perkara yang tidak mudah, mereka datang dengan ancaman dan luka. Tapi perlahan semua mampu dihadapi hingga menambah jam terbang kualitas diri.
Ulang tahun kali ini agak berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu tidak ada perayaan (dinas ke Malang) tapi tahun ini jelaslah berbeda. Mungkin karena tahun lalu jomblo dan tahun ini gak hehehe. Luluk Marys seorang wanita nan ayu yang datang dan memberikan kejutan serta perayaan di hari ulang tahun saya yang ke-27. Kue yang dia berikan benar-benar membuat saya senyum-senyum sendiri ketika melihatnya, pasalnya kue tersebut bergambar jersey PSS Sleman. Sumpah ini diluar perkiraan banget dia bakal bawain kue yang berbentuk jersey tim yang berjuluk Super Elang Jawa itu.
Dia memberikan kue itu sambil nyanyi Selamat Ulang Tahun dari Jamrud dan joget-joget gak jelas. Hahaha emang agak sedikit somplak tapi itu yang saya suka, gak jaim dan berusaha jadi dirinya sendiri tanpa malu-malu. Oyaa cerita tentang Luluk Marys akan saya ceritakan di artikel selanjutnya yaa.
Kalau ngomongin ulang tahun pasti ditanya apa pengharapannya di usia yang sekarang ini? Sebelum ditanya saya mending kasih tau aj di artikel ini yaa. Harapannya adalah semoga sehat selalu, makin berkembang kompetensi diri, bijaksana dalam berfikir dan tetap jadi diri sendiri. Eh satu lagi, rajin menabung dan berhemat karena  ada target di tahun depan hehehe.
Jadi diri sendiri adalah salah satu doa dan pengharapan saya yang selalu terselip ketika merayakan hari kelahiran. Karena menurut hemat saya, jadi diri sendiri itu lebih keren ketimbang jadi orang lain. Ada quotes bagus dari Bambang Pamungkas tentang hal tersebut :
“Jangan pernah berpura-pura menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri, karena dengan begitu anda akan tahu arti hidup yang sebenarnya.”
Quotes tersebut cukup mewakilkan diri saya sejauh ini, di mana saya berada dan dalam kondisi apapun, saya selalu mencoba untuk menjadi diri sendiri, menjadi seorang Achoy yang memang begini adanya. Dengan demikian nantinya mereka akan tahu seperti apa dan bagaimana saya. Herry Kumoro tetaplah seorang Achoy, pria kelahiran Betawi yang memegang erat Budaya Jawa.

Sabtu, 11 Maret 2017

Alhamdulillah, Terbaik!!


Pergantian posisi yang sudah diatur dalam skema awal bukanlah hal yang mudah untuk dipraktekan dalam pertandingan resmi. Semua yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari harus berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan tim pada saat itu. Formasi 4-3-3 dengan menggunakan 2 gelandang jangkar dan menempatkan seorang play maker didepannya adalah strategi yang saya kira cukup bagus untuk tim kami. Formasi yang di desain sesuai dengan kemampuan para pemain yang memang memiliki rutinitas bekerja dari pagi hingga sore hari. 

Awalnya saya dipersiapkan untuk menjadi seorang winger dengan tugas merusak pertahanan lawan lewat akselerasi dan memberikan service manja kepada target man. Berlatih kecepatan dan umpan crossing jadi makanan saya ketika latihan dan itu benar-benar menguras energi. Pelatih juga memposisikan saya sebagai striker murni atau target man apabila terjadi cidera pada striker inti kami atau formasi berubah menjadi 4-4-2. Semua seolah berjalan dengan baik ketika latihan dan pertandingan uji coba, kedua posisi tersebut membuat saya nyaman hingga bisa memberikan hasil yang maksimal ketika latihan dan uji coba.

Namun nyatanya berbeda ketika pertandingan, ketika hari H pelaksanaan turnamen saya harus tergusur dari posisi winger pun bukan menjadi seorang striker tapi malah menjadi seorang full back. Tetiba pelatih menginstruksikan saya menjadi full back dipertengahan babak 1 ketika melawan Kanwil 3 yang notabene adalah juara bertahan. Ketika ditanya oleh pelatih tentang kesanggupan saya menjadi full back saya langsung menjawab dengan tegas kalau saya siap mengemban posisi itu. Bukan hal yang mudah dan juga bukan menjadi hal yang sulit, saya pernah beberapa kali berposisi ini dibeberapa tim yang pernah saya bela, jadi rasanya saya sanggup walau mungkin hasilnya tidak sebaik pemain yang memiliki posisi asli sebagai full back. 

Saya mengidolai Paulo Ferreira yang mengisi posisi full back kanan Chelsea (sekarang sudah pensiun) dia merupakan salah satu pemain kesayangan Jose Mourinho yang dibawa dari gerbong FC Porto ketika berhasil menjuarai Liga Champions. Permainan yang kalem, pembawaannya yang sopan dan penampilan tampannya di atas lapangan membuat saya kagum akan sosoknya. Selain itu saya juga jatuh hati dengan Owen Hargreaves, pria berkebangsaan Inggris yang besar di Bayern Munchen ini merupakan sosok yang luar biasa menurut saya, dia bisa bermain diberbagai posisi. Aslinya adalah sebagai defensive midfielder namun dia juga apik ketika diposisikan sebagai full back. Saya melihatnya ketika dia memperkuat Timnas Inggris, pada saat itu Gary Neville cidera dan dia di instruksikan oleh Sven Goran Eriksen sebagai full back kanan dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bermain sangat baik. Hingga akhirnya kini dia pensiun sebelum pindah ke beberapa klub seperti Manchester United hingga Manchester City. Saya acap kali memperhatikan aksinya dilapangan hijau, banyak sekali ilmu yang dapat saya serap darinya hingga saya praktekan dilapangan kemarin. 

Pertandingan demi pertandingan berhasil dilewati dengan baik hingga akhirnya kami mampu menjuarai turnamen Piala Direktur Utama Tahun 2017. Dan satu hal yang tidak disangka adalah saya mendapat Pemain Terbaik di turnamen itu. Gak nyangka karena masih banyak yang menurut saya lebih layak menyandang gelar tersebut. Memang ketika pertandingan final saya bermain cukup lugas, disiplin dan bisa memimpin rekan-rekan dengan baik. Sapuan bola dan sliding tackle saya tidak ada yang miss, semua berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi pelatih. Saya merasa seperti Sergio Ramos (hehehehe ngagul dikit) kala itu karena berposisi sebagai full back kanan, bernomor punggung 4, bermain lugas dan menjabat sebagai kapten tim. Yaaa intinya saya mampu memberikan effort maksimal untuk tim saya.

Disisi lain ada nama Christian Warobay asal Persipura yang menyabet gelar pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2005. Yupp dia berposisi sebagai full back kanan pada saat memperkuat Persipura kala itu. Pun demikian dengan Maman Abdurahman yang juga meraih gelar yang sama di Liga Indonesia pada tahun 2006 dan juga berposisi sebagai full back kanan ketika membela panji PSIS Semarang yang kala itu di arsiteki oleh Bambang Nurdiansyah. Bukan merupakan hal yang aneh rasanya jika seorang pemain belakang mampu menyabet kelar individu tersebut, buktinya Warobay dan Maman bisa membuktikannya bahkan seorang Fabio Cannavaro pun pernah meraihnya ketika mampu membantu Italia menjuarai Piala Dunia tahun 2006.

Oyaa kami membuat clean sheet di turnamen kemarin, dari awal penyisihan hingga final gawang kami belum pernah kebobolan sama sekali. Itu semua berkat kerja keras dan kerja sama tim dalam bermain, pujian saya lantunkan untuk lini pertahanan kami yang diisi oleh duet Endang Yusuf Nugraha dan Mas’ud. Perpaduan duet senior dan junior ini sangatlah baik, terbukti dengan catatan clean sheet tim kami. Semoga kedepannya kami mampu mempertahankan gelar ini dan semoga gelar ini bisa memotivasi kami untuk berprestasi lebih baik di level yang lebih tinggi.