Photobucket

#1

Virgiawan Listanto yang akrab disapa Iwan Fals adalah figur yang mempengaruhi jalan hidup saya selama ini. Sejak Taman Kanak-Kanak saya sudah sering didengarkan lagu-lagunya, secara tidak langsung saya sudah ter-influence beliau sejak kecil.

Photobucket

#2 title

Di samping saya adalah Andre Picessa. Bagi saya dia adalah seorang pemain Timnas Futsal yang sangat berkarakter. Bekerja sama dengannya dalam pembuatan iklan rokok dan dapat bermain 1 tim dengannya adalah suatu kebanggaan tersendiri buat saya.

Photobucket

#3

Ini adalah pencapaian terbesar saya selama ini. Mendapatkan Juara 2 dalam Turnamen Futsal Nasional KIT FUTSALISMO 2011 yang disiarkan langsung di Tv One pada tanggal 23 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Photobucket

#4

Mereka adalah inspirasi saya selama ini. Gambar itu adalah foto dimana Iwan Fals sedang berpose bersama para Pemuda IREMTA (Ikatan Remaja Tanah Baru ). Gambar itu diambil sekitar pertengahan tahun 90-an ketika Pemuda IREMTA bermain sepakbola bersama Iwan Fals.

Photobucket

#5

Ini adalah tim terbaik saya, bukan hanya prestasi yang diutamakan melainkan kebersamaan dan kekeluargaan. Kami disatukan atas dasar perbedaan yang membuat kami semakin bijaksana ketika bermain untuk tim ini.

Rabu, 29 Juni 2016

Eluu Mah Sedara Guaaahh


Setiap orang pasti pernah merasa ada di titik paling bawah dalam hidupnya atau merasa hidup tak adil dan tak seberuntung orang lain dengan anggapan rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput sendiri, tapi itu semua hanya pandangan kamuflase yang membuat kita makin jatuh dan tertegun meratapi nasib. Ada kalanya kata-kata bijak mampu membuat diri kita terlihat tangguh akan masalah dan seakan mampu bersembunyi dari masalah, tapi itu tak bertahan lama. Pasalnya masalah itu tetiba mampu hadir dan mengingatkan kembali akan cerita buruk yang telah menghantui berminggu-minggu.

Sharing atau berbagi cerita bisa dibilang mampu mengikis sedikit demi sedikit masalah yang sedang dialami, tapi disarankan ada baiknya berbagi cerita dengan orang yang dekat dengan kita dan bisa menjaga kerahasiaan akan cerita tersebut. Jikalau tidak maka akan menimbulkan beberapa permasalahan yang nantinya merugikan kita sebagai pelacur (pelaku curhat). 

Dari beberapa teman dan sahabat, ada teman baik saya atau tepatnya teman semasa kecil yang memang banyak membantu saya belakangan ini baik dalam berbagi cerita kehidupan maupun berbagi informasi terkait dunia luar. Namanya Ade Satria tapi biasa dipanggil dengan nama okem “ELAA”, dia teman dari kecil dan pribumi asli darah betawie.

Saat ini dia bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan sebelumnya dia pernah bekerja di beberapa tempat mulai dari konter pulsa hingga rental penyewaan mobil. Dulu ketika saya masih jadi pengangguran, saya sering main ke konter pulsanya sambil killing time. Main PS, ketawa-ketawa gak jelas dan nyanyi-nyanyi lagu iwan fals sambil jagain konter pulsanya. Dia yang “nampung” saya ketika masa-masa sulit karena nganggur dan belum punya kerjaan, padahal sih sama aj dia juga gak punya duit tapi kita sok happy dan ngerasa senang ngejalaninnya. Biar gak jadi fikiran dan beban hidup, udah nganggur banyak fikiran malah stress yang ada.

Beberapa bulan belakangan saya ngerasa jatuh dan sulit beranjak dari musibah yang saya alami. Sungguh bertubi-tubi masalah yang dihadapi mulai dari keluarga, kerjaan hingga pasangan. Rasanya kok begini banget, punya dosa apa??? rencana Tuhan yang mana lagi??? Banyak pertanyaan yang muncul sampai pusing mikirinnya. Tapi Elaa selalu mencoba menghibur saya dengan banyolan khasnya, ngingetin makan, ngingetin buka puasa sampe ngingetin sholat. Padahal dia sendiri belum tentu sholat pas ngingetin saya hehehe. Yaa apapun itu saya merasa terhibur dan merasa terisi, gak kosong banget fikiran.

Berkali-kali saya ucapkan terima kasih ke dia karena sudah mau terlibat dan membantu kesulitan yang saya alami selama ini. Satu kalimat yang selalu saya ingat dari dia “Eluu mah sedara guaahh, tenang beee dahh” hahaha rasanya mau ketawa kalau ingat kalimat itu lagi. Rasanya punya hutang budi banget sama dia karena sudah meluangkan waktunya untuk menghibur dan mampu membuat saya bangkit, berdiri tegak dan berjalan ke depan sampai saat ini.

Makasih borrr, Eluu emang sedaraaa guaaah!!!

Jumat, 17 Juni 2016

The Caretaker


Liga Champions musim ini mampu diraih oleh Real Madrid dan menyempurnakan gelar Un Ladecima setelah mengalahkan Atletico Madrid di babak Final melalui drama adu pinalti. Zinedine Zidane menjadi aktor utama dalam gelar yang diraih oleh Real Madrid, pasalnya tim ini menjadi tim pesakitan di awal musim dengan performa yang angin-anginan dan kerap mengalami kekalahan ketika melawan tim kecil. 

Berstatus sebagai assisten pelatih di awal musim, namun akhirnya naik jabatan menjadi pelatih kepala pasca dipecatnya Rafael Benitez dari kursi kepelatihan, Zidane mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih pengganti dengan mampu membawa tim nya kembali ke papan atas klasemen dan menjuarai Liga Champions musim 2015-2016.

Zidane bukan yang pertama, dimana sebelumnya ada Roberto Di Matteo yang mampu membawa Chelsea merengkuh gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sama seperti Zidane, Di Matteo pada saat itu hanya menjabat status sebagai pelatih pengganti atau istilah bekennya Caretaker. 

Nah kebetulan gw punya cerita yang hampir sama dengan Zidane dan Di Matteo tapi agak berbeda sedikit dengan versi yang gw punya. Begini ceritanya, pada kala itu sekitar tahun 2012 gw ditunjuk sebagai assisten pelatih untuk menukangi tim FKBO (Futsal Kabupaten Bogor) yang akan berlaga di beberapa kompetisi. Awalnya kaget juga secara pada saat itu umur gw masih muda banget dan lebih memilih menjadi pemain ketimbang assisten pelatih. Gw memberanikan diri untuk bilang ke manajemen terkait hal ini namun akhirnya manajemen malah menetapkan gw sebagai assisten pelatih merangkap sebagai pemain. Walaaah dobel tanggung jawab, apa yang bisa dilakukan oleh gw sebagai pemain dan assisten pelatih dengan pengalaman yang masih minim ini??

Pelatih kepala gw ternyata lulusan salah satu akademi di negeri Belanda, namun akademi sepakbola bukan futsal, maka dari itu manajemen menempatkan gw sebagai assistennya mungkin karena dianggap gw mempunyai pengalaman yang lebih baik di bidang futsal dibanding pelatih kepala. Pertama kali dateng dan lihat materi pemain FKBO gw sangat kaget karena mereka merupakan pemain bagus semua, agak gugup awalnya karena bingung apa yang mau diajarkan ke mereka. Secara mereka semua telah mempunyai skill yang mumpuni dan diatas rata-rata, sama aj “Ngajarin ikan berenang” ini mah broooo.

Dan benar saja  prediksi gw, ternyata gw yang megang kendali penuh di tim ini baik dari pemanasan, materi latihan, pendinginan hingga line up pemain ketika bertanding. Sementara pelatih kepala hanya memberi pengarahan yang sifatnya umum dan bukan mengenai taktik ataupun teknis permainan. Di beberapa kejuaraan lokal alhamdulillah kami mampu meraih juara demi juara dan puncaknya kami mampu lolos dari regional Liga Futsal Amatir di Sukabumi dan berlanjut di Kota Bandung.

Namun akhirnya kami kalah dan tidak lolos sampai fase final karena kalah di semi final oleh salah satu tim ternama asal ibu kota yaitu My Futsal Jakarta yang ditukangi oleh Doni Zola pada saat itu. Akhirnya kami kembali ke Bogor dengan tertunduk lesu dan setelah itu gw mengundurkan diri karena ingin fokus mengembangkan diri di tempat lain.

Pengalaman yang menarik menjadi seorang Caretaker dengan beberapa thropy juara untuk tim FKBO, setidaknya gw mampu membuktikan diri dan mampu bersaing dengan pelatih-pelatih senior yang memiliki jam terbang lebih tinggi dibanding gw. Sedikit ironis memang, kalau cerita Zidane dan Di Matteo menukangi tim yang awalnya menjabat sebagai assisten lalu menjadi pelatih kepala karena dipecatnya sang pelatih, tapi kalau gw beda melainkan karena pelatih kepalanya tidak mampu memegang tim karena kemampuannya yang kurang mumpuni dibidang futsal. Apapun itu gw sangat menghargai manajemen karena telah memberi kepercayaan penuh hingga gw bisa belajar lebih banyak sebagai pelatih di tim ini.

Jumat, 03 Juni 2016

Alhamdulillah, Akad!


Alhamdulillahirrobbil a’lamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, One Step Closer. Bersyukur dan bersyukur mungkin itu kata-kata yang bisa gue ucapkan saat ini. Begitu gembiranya hati ini setelah melakukan akad beberapa waktu lalu. Akad yang dimaksud disini adalah akad kredit pemilikan rumah yaaa bukan akad yang lain hehehe.

Awalnya memang ada target untuk memiliki hunian pribadi entah dimanapun lokasinya yang penting punya hunian yang sifatnya pribadi, gak ngontrak, gak numpang dan mempunyai lokasi yang cukup strategis baik dari sisi akses jalan maupun keramaian. Sungguh diluar ekspektasi bisa akad di tahun ini, padahal jauh dari perkiraan kalau melihat kondisi keuangan dan kesiapan untuk memiliki rumah.

Berawal dari salah satu teman kantor yang survey ke daerah citayam untuk melihat-lihat rumah. Lucky namanya, dia ingin membeli rumah untuk investasi masa depan dimana kalau dilihat dari  sisi lokasi perumahan ini bisa dibilang strategis walau agak sedikit kepinggir. Memang citayam berada di daerah perbatasan antara Kota Depok dan Kabupaten Bogor, namun akses jalan baik untuk angkutan umum dan kereta sudah tersedia dan tertata rapi apa lagi gue ter-info didaerah ini akan dibangun jalan Tol. Wahhh bisa langsung tinggi pasti harga rumah itu beberapa tahun ke depan, secara lokasi, transportasi dan tempat perbelanjaan dapat dijangkau dalam hitungan menit.

Ada sebuah kalimat penggugah semangat yang membuat gue berani untuk kredit KPR, yaitu kalimat dari Robert Kiyosaki yang kurang lebih bunyinya begini “Seorang penabung (rajin menabung) adalah seorang pecundang.” Nah loh ngeri gak tuh bacanya? Paham? Terus harus jadi seorang penghutang agar bisa dibilang pemenang? Hmmm... Mungkin kalau diartikan kurang lebih seperti ini : orang yang mempunyai banyak hutang berarti berani mengambil banyak resiko, nah semakin banyak hutang yang dimiliki semakin banyak pula resiko, tekanan dan fikiran untuk berfikir bagaimana cara melunasi hutang tersebut. Dengan banyaknya tekanan akan timbul pemikiran ide-ide kreatif dari para penghutang yang mana ide-ide tersebut tidak akan keluar apabila kita tidak memiliki tekanan. Jadi kurang lebih hutang adalah stimulus untuk melahirkan ide-ide kreatif untuk seseorang sehingga akan  tercipta seorang pemenang yang tangguh. Nah begitu kalau kata Robert Kiyosaki. Gue pun tau setelah berbincang dengan mentor sekaligus senior yang paling gue hormati di kantor, yaitu Mas Benny. 

Nama perumahannya Citayam Village, berada di Desa Ragajaya Citayam Kabupaten Bogor. Deket banget bahkan sebelahan sama pengajian tempat Sayyidul Walid Alm. Habib Abdurrahman Assegaf yaitu Al-Busyro. Tempat pengajian yang sangat melegenda bagi kami pecinta para Habaib dan Rasul Allah, pasalnya Habib Abdurrahman Assegaf adalah seorang Wali Allah yang mempunyai karomah yang luar biasa, konon katanya di sumur dekat sungai Al-Busyro mampu mengeluarkan air zam-zam persis seperti yang di arab. Itu berkat doa Sayyidul Walid namun sayang saat ini tempat itu ditutup untuk umum. Awal tahun 2016 gue dan beberapa teman berkunjung ke Al-Busyro untuk mengikuti pengajian yang digelar disana, yaitu acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri para Habaib dan Ulama kenamaan. Nah ketika sampai sana gue sempat ngomong ke salah satu teman gini “Enak nih ri kalo punya rumah deket sini, masih adem. Udah gitu bakalan keurugan berkahnya Sayyidul Walid.” Eh ternyata beneran, ucapan itu menjadi doa dan di ijabah oleh Allah SWT. Alhamdulillah bisa punya rumah deket dengan pengajian Al-Busyro yang melegenda, mudah-mudahan deh yaaa kedepannya ada rezeki buat renovasi dan bayar angsuran tentunya. Nah syukur-syukur kalo dikasih rezeki lebih buat dilunasin kreditannya, hehehe amiin.